Napi Lapas Tanjunggusta si Gembong Sabu Kabur saat Jalani Perawatan di RS Royal Prima
Narapidana ini kabur, setelah diduga pura-pura sakit, dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Prima, Jalan Ayahanda Medan.
Informasi berkembang, Ade melarikan diri ke kampungnya di Aceh.
Belum bisa dipastikan, apakah kaburnya Ade ada bantuan dari petugas lapas, ataupun kerabat dekatnya.
Ada Tawar Menawar
Pengamat hukum Kota Medan, Nuriono angkat bicara terkait kaburnya gembong sabu Riswandi alias Ade.
Kata Nuriono, untuk membantarkan tahanan, ada mekanisme panjang yang harus dilakukan petugas lapas.
Satu di antaranya menyangkut rekomendasi dokter tahanan di lapas.
Jika tidak ada rekomendasi ini, bisa dipastikan ada kejanggalan.
"Tempat rujukan rumah sakit terdekat untuk napi itu, minimal memiliki keamanan yang ketat," kata Nuriono.
Ia mengatakan, lapas seharusnya bisa merujuk Ade ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Sebab di sana, selain ruang perawatan dipasangi teralis besi, penjagaannya pun cukup ketat.
"Kita khawatir ada bergaining atau tawar menawar antara tahanan dengan petugas yang ada di lembaga pemasyarakatan. Dampaknya tahanan jadi kabur seperti ini," kata Nuriono.
Mantan Direktur LBH Medan ini meminta Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sumatera Utara melakukan investigasi kaburnya napi narkoba bernama Ade.
Jika terbukti ada indikasi permainan, ataupun kelalaian petugas, maka jabatan Kepala Lapas harus dievaluasi.
Sebab Kalapas dianggap acuh terhadap pengawasan narapidana. (tio)
Artikel ini telah tayang di Tribun-medan.com dengan judul Tangan Tidak Diborgol, Napi Gembong Sabu Lapas Tanjunggusta Kabur dari Rumah Sakit