Napi Lapas Tanjunggusta si Gembong Sabu Kabur saat Jalani Perawatan di RS Royal Prima
Narapidana ini kabur, setelah diduga pura-pura sakit, dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Prima, Jalan Ayahanda Medan.
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Riswandi alias Ade, satu di antara gembong sabu yang menghuni Lapas Klas IA Tanjunggusta Medan melarikan diri.
Narapidana yang harusnya menjalani hukuman 15 tahun penjara ini kabur, setelah diduga pura-pura sakit, dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Prima, Jalan Ayahanda Medan.
"Tahanan narkoba yang kabur itu orang Aceh. Namanya Riswandi alias Ade," ungkap seorang napi, yang menolak identitasnya dipublikasi, Rabu (28/11/2018) sore.
Napi tersebut mengatakan, Ade sudah sepekan dirawat di RS Royal Prima. Tidak diketahui pasti apa penyakitnya.
Baca: UPDATE Link Pengumuman Peserta CPNS 2018 Berhak Ikut SKB, Pantau Nama Via Telegram
Apakah benar-benar sakit, atau hanya diduga akal-akalan saja, agar bisa bebas berbuat apa saja di luar lapas.
"Informasi ini sudah beredar di dalam lapas. Tapi mereka (pihak lapas) bilang, harus ditutupi. Kalau enggak, nanti banyak orang tahu," kata napi tersebut, kembali meminta Tribun Medan agar tidak menuliskan identitasnya.
Ia mengatakan, selama menjalani perawatan di RS Royal Prima, gembong sabu bernama Ade itu disinyalir tidak pernah diborgol.
Bahkan, pengawasan terhadap Ade kendur, karena mencuat kabar indikasi permainan antara petugas dan napi tersebut.
Baca: Hari Ini Zumi Zola Ikut Prosesi Pemakaman Jenazah Ayahnya di Jambi
"Sekarang petugas lapas lagi pengejaran," kata sang napi.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Klas IA Tanjunggusta Medan, Budi Situngkir tak menampik kabar Ade, si gembong sabu melarikan diri dari rumah sakit.
Namun Budi tak bisa menjelaskan mengapa tahanan dibiarkan menjalani perawatan tanpa pengawasan yang ketat.
"Apalah begitu kalian buat berita. Kita buat orang sakit dirawat, nyatanya kabur. Kami kena musibah harus dibuat berita? Tolonglah enggak usah begitu," kata Budi, berupaya meredam pemberitaan.
Baca: Gading Marten-Gisella Anastasia Termenung Soal Perasaan, 'Di Tangga Rumah Masih Ada Foto Kita'
Disinggung mengenai kabar Ade tidak diborgol selama di rumah sakit, Budi juga tak menampiknya.
Ia berdalih, jika terpidana diborgol, nanti dianggap tidak manusiawi.
"Kita mau borgol di rumah sakit, nanti dibilang tidak manusiawi. Satu orang petugas menjaga 11 narapidana yang dirawat. Kami sudah berkoordinasi kok sama polisi," katanya, mengamini jika pengawasan agak kendur.
Informasi berkembang, Ade melarikan diri ke kampungnya di Aceh.
Belum bisa dipastikan, apakah kaburnya Ade ada bantuan dari petugas lapas, ataupun kerabat dekatnya.
Ada Tawar Menawar
Pengamat hukum Kota Medan, Nuriono angkat bicara terkait kaburnya gembong sabu Riswandi alias Ade.
Kata Nuriono, untuk membantarkan tahanan, ada mekanisme panjang yang harus dilakukan petugas lapas.
Satu di antaranya menyangkut rekomendasi dokter tahanan di lapas.
Jika tidak ada rekomendasi ini, bisa dipastikan ada kejanggalan.
"Tempat rujukan rumah sakit terdekat untuk napi itu, minimal memiliki keamanan yang ketat," kata Nuriono.
Ia mengatakan, lapas seharusnya bisa merujuk Ade ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Sebab di sana, selain ruang perawatan dipasangi teralis besi, penjagaannya pun cukup ketat.
"Kita khawatir ada bergaining atau tawar menawar antara tahanan dengan petugas yang ada di lembaga pemasyarakatan. Dampaknya tahanan jadi kabur seperti ini," kata Nuriono.
Mantan Direktur LBH Medan ini meminta Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sumatera Utara melakukan investigasi kaburnya napi narkoba bernama Ade.
Jika terbukti ada indikasi permainan, ataupun kelalaian petugas, maka jabatan Kepala Lapas harus dievaluasi.
Sebab Kalapas dianggap acuh terhadap pengawasan narapidana. (tio)
Artikel ini telah tayang di Tribun-medan.com dengan judul Tangan Tidak Diborgol, Napi Gembong Sabu Lapas Tanjunggusta Kabur dari Rumah Sakit