Minggu, 5 Oktober 2025

Pelaku Kasus Hilangnya Jurnalis Khashoggi Diduga Pengawal Putera Mahkota Arab Saudi

Berdasarkan laporan New York Times pelaku berjumlah 15 orang dalam kasus hilangnya jurnalis pengkritik pemerintah Arab Saudi itu.

Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman saat tiba di Madrid, Spanyol. Maher Abdulaziz Mutreb dapat dilihat turun tangga dari pesawat, menurut New York Times.( EPA-EFE) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA -- Beberapa pelaku yang terlibat dalam hilangnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi diidentifikasi memiliki hubungan dekat degan putera mahkota Arab Saudi.

Berdasarkan laporan New York Times pelaku berjumlah 15 orang dalam kasus hilangnya jurnalis pengkritik pemerintah Arab Saudi itu.

Dalam gambar yang dirilis oleh pejabat Turki terindentidikasi tiga orang telah dikaitkan dengan putera mahkota Mohammed bin Salman.

Dua di antaranya Thaar Ghaleb al-Harbi dan Muhammad Saad Alzahrani diidentifikasi oleh Times dalam laporan Selasa (16/10/2018), diduga merupakan anggota pasukan kerajaan Saudi.

Pelaku lainnya diidentifikasi dalam laporan sebagai bagian dari tim keamanan yang bergerak dengan Pangeran.

Salah satu tersangka, Maher Abdulaziz Mutreb, yang dari berbagai foto telah digambarkan selalu mendampingi Pangeran di Perancis, Spanyol dan Amerika Serikat.

Mutreb diduga sebagai pengawal putera mahkota kerajaan Arab Saudi.

Tersangka lain, Dr Salah al-Tubaigy, seorang dokter forensik dan ahli otopsi. Ia menyebut dirinya di Twitter sebagai kepala Dewan ilmiah forensik Saudi dan memegang posisi tinggi di Kementerian dalam negeri dan sekolah kedokteran.

Pejabat Turki mengatakan mereka memiliki bukti bahwa 15 orang itu membunuh Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, pada 2 Oktober lalu.

Khashoggi diduga dibunuh melalui cara dimutilasi.

Mereka tertangkap pada kamera CCTV di Bandara Ataturk Istanbul, semua datang dari Arab Saudi.

Pejabat Turki juga mengungkap operasi menghabisi jurnalis pengkritik pemerintah Arab Saudi itu dilakukan 15 orang.

Dilaporkan para pelaku mutilasi yang memotong-motong tubuh Jamal Khashoggi harus mendengarkan musik.

Hal ini merujuk pada sebuah rekaman audio atau suara yang diperoleh dari pejabat anonim Turki untuk membuktikan Khashoggi telah dibunuh oleh regu yang berjumlah 15 orang itu.

Melalui rekaman suara itu, diduga Khashoggi dibunuh sesaat setelah ia masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul di Turki pada 2 Oktober lalu.

Demikian sumber dari pejabat Turki mengatakan kepada The Wall Street Jurnal dalam laporan yang diterbitkan Selasa (16/10/2018).

Khashoggi tidak diinterogasi, kata sumber.

Sebaliknya ia dipukuli, dan dibunuh di kantor Konsul Jenderal Arab Saudi.

Khashoggi sempat berteriak kencang sekali. Bahkan teriakannya itu bisa didengar seorang staf konsulat.

Kemudian, terdengar suara seorang pria yang diidentifikasi oleh pejabat Turki sebagai Dr. Salah al-Tubaigy, seorang dokter forensik dan "ahli otopsi."

"Ia direkomendasikan para pelaku lain untuk mendengarkan beberapa musik ketika memotong-potong tubuh dari kontributor The Washington Post," kata sumber itu.

Tidak jelas siapa orang yang menasihatinya untuk mendengarkan musik.

Penyidik Turki telah melakukan pencarian atau investigasi sembilan jam di Konsulat pada hari Selasa (16/10/2018).

Sebelumya Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan para penyelidik menemukan beberapa bagian di Konsulat Arab Saudi terlihat baru dicat ulang.

Konsulat Arab Saudi di Istanbul merupakan tempat terakhir jurnalis Jamal Khashoggi sebelum menghilang.

"Beberapa bahan atau bagian di Konsulat Arab Saudi di Istanbul yang mana jurnalis Jamal Khashoggi menghilang dua minggu yang lalu telah dicat," ujar Erdogan dilansir dari Reuters, Rabu (16/10/2018).

Hal ini disampaikan Erdogan setelah polisi Turki memasuki Konsulat Arab Saudi untuk pertama kalinya dan mencari barang bukti selama sembilan jam.

Kepada wartawan, Erdogan juga mengatakan para penyidik Turki menemukan bahan-bahan beracun.

Pejabat Turki telah mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah memiliki sebuah rekaman audio atau suara yang menunjukkan bahwa Khashoggi tewas di Konsulat.

Namun Arab Saudi telah menyangkal peran apa pun dalam hilangnya Khashoggi.

"Harapan saya adalah bahwa kita dapat mencapai kesimpulan yang akan memberi kita pendapat wajar secepat mungkin. Karena penyelidikan mencari barang bukti banyak menemukan hal seperti bahan-bahan beracun dan bahan-bahan tersebut disingkirkan atau dihilangkan oleh cat ulang," jelas Erdogan kepada wartawan di Ankara pada hari Selasa (16/10/2018).

Arab Saudi menyangkal tudingan membunuh Khashoggi, seorang jurnalis yang keras melakukan kritik terhadap kebijakan kerajaan.

Menteri Dalam Negeri telah menjelaskan tudingan tersebut adalah "kebohongan".

Pejabat Saudi mengatakan Khashoggi meninggalkan Konsulat dalam kondisi tidak terluka.

Pekan lalu, Khashoggi pergi ke konsulat Saudi untuk mengambil sejumlah dokumen yang diperlukan untuk menikahi tunangannya yang asal Turki.

Kepolisian Turki mengatakan, setelah masuk ke dalam gedung konsulat Jamal Khashoggi tak terlihat meninggalkan bangunan tersebut.

Belakangan muncul kabar pria berusia 59 tahun itu sudah dibunuh di dalam gedung konsulat.

Tuduhan ini dibantah dan disebut sebagai tak berdasar Sebelumnya, kepada Blommberg di Riyadh putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, siap membantu aparat Turki yang akan melakukan pencarian di gedung milik Saudi itu.

"Kami akan mengizinkan mreka masuk dan melakukan pencarian. Jika mereka meminta izin, tentu saja kami akan mengizinkan. Kami tak menyembunyikan sesuatu," kata Pangeran Salman pada Jumat (5/10/2018).

Sebagai jurnalis, Jamal Khashoggi dikenal amat kritis terhadap kebijakan sang pangeran dan intevensi Saudi dalam Perang Yaman.

Khashoggi bahkan pernah membandingkan pangeran berusia 33 tahun itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kolomnya di harian The Washington Post pada November 2017.(News York Post/The Wall Street Journal/Reuters/AFP/Channel News Asia)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved