Selasa, 30 September 2025

Gempa di Sulteng

Trauma Berada Dalam Rumah dan Bangunan, Warga Menengah ke Atas Ikut Tinggal di Tempat Pengungsian

Para pengungsi yang berasal dari golongan menengah ke atas, saat ini juga ikut dalam tenda pengungsian yang sudah tersebar di empat kabupaten.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas beserta warga melakukan evakuasi korban gempa bumi yang menerjang Perumahan Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Gempa yang menerjang Palu berkekuatan 7.7 SR pada Jumat (28/9/2018) menyebabkan 90 orang tewas dan ratusan orang hingga kini masih tertimbun dan evakuasi terus dilakukan di Perumahan Balaroa tersebut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Sejauh ini, kata Wiranto, prioritas bantuan akan melewati jalur udara. Meski, jalur laut dan darat berangsur sudah mulai masuk ke daerah terdampak.

"Karena sekarang ini yang masih efektif ya dari jalur udara. Itu menjadi prioritas kita," imbuhnya.

Warga melihat rumahnya yang hancur akibat gempa bumi yang menerjang Perumahan Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Gempa yang menerjang Palu berkekuatan 7.7 SR pada Jumat (28/9/2018) menyebabkan 90 orang tewas dan ratusan orang hingga kini masih tertimbun dan evakuasi terus dilakukan di Perumahan Balaroa tersebut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga melihat rumahnya yang hancur akibat gempa bumi yang menerjang Perumahan Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Gempa yang menerjang Palu berkekuatan 7.7 SR pada Jumat (28/9/2018) menyebabkan 90 orang tewas dan ratusan orang hingga kini masih tertimbun dan evakuasi terus dilakukan di Perumahan Balaroa tersebut. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Bantuan Luar Negeri
Pemerintah Indonesia juga telah membuka kesempatan kepada negara luar untuk memberi bantuan.

Tercatat sebanyak 18 negara asing menyatakan siap memberikan bantuan kepada Indonesia untuk menangani dampak bencana alam gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala Sulawesi Tengah.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyampaikan, kendati Indonesia membuka bantuan asing, pemerintah hanya memprioritaskan beberapa jenis bantuan.

"Di sini saya mencatat yang bisa kita terima. Pertama adalah berupa alat angkut udara. Kita tahu bahwa saat ini PLN mati, kemudian BBM langka, komunikasi seluler mati, kemudian beberapa jalan darat terputus. Sehingga efektif (pengiriman bantuan) dari udara," ujar Wiranto.

Baca: Dua Atlet Paralayang Sulut Jadi Korban Gempa Palu, Jenazah Gleen Ditemukan di Tangga Hotel

Terkait angkutan udara, Wiranto menerangkan saat ini pesawat yang bisa mendarat di bandara di Palu adalah pesawat jenis Hercules C130.

"Lalu kita butuh tenda-tenda, water treatment. Sumber-sumber air bersih enggak banyak, sumur pompa membutuhkan listrik. Listrik sangat rendah sekarang," ucap Wiranto.

Selanjutnya bantuan yang saat ini dibutuhkan ialah bantuan medis seperti fasilitas rumah sakit lapangan dan tenaga kesehatan.

Serta alat pengasapan untuk menetralisasi risiko penyakit dari jenazah yang telah dikubur.

Rencana bantuan internasional itu pun sedang dikoordinasikan oleh Kemenlu dengan perwakilan negara-negara sahabat.

"Hasilnya bisa ditunggu malam ini," kata Wiranto. (amriyono/tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved