Ermadi Tak Menyangka Kehilangan Dua Putri Kembarnya, Adik Serta Keponakan yang Tewas Tenggelam
Ermadi (35), warga Bujung Tenuk, Menggala, Tulangbawang, tak menyangka akan kehilangan empat anggota keluarganya sekaligus.
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Ermadi (35), warga Bujung Tenuk, Menggala, Tulangbawang, tak menyangka akan kehilangan empat anggota keluarganya sekaligus.
Kedua anak kembarnya, adik, serta keponakannya meninggal dunia karena tenggalam di rawa saat menggembala sapi, Sabtu (4/8/2018) sekitar pukul 16.00 WIB.
Suasana duka menyelimuti kediaman Ermadi, Senin (6/8/2018) pagi.
Sejumlah warga dan tetangga masih datang silih berganti untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya.
Ermadi sendiri terlihat masih lemas. Matanya terlihat memerah karena menangis.
Ia menuturkan, masih tak percaya kedua putri kembarnya, Elsa (10) dan Elsi (10), adiknya Liyana Binti Helmi (28) serta keponakan Zahra (7) telah tiada.
Keduanya bahkan meninggal di waktu dan tempat yang sama.
Ermadi pun tak kuasa menahan airmata ketika mengenang kedua putrinya.

"Biasanya jam tujuh pagi, mereka sudah siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ini sudah tidak ada lagi. Mereka masih kelas lima SD," kata dia dengan mata berkaca-kaca kepada wartawan dan anggota Bhabinkamtibmas Polsek Menggala.
Baca: Duka Anak-anak Korban Gempa Lombok, Kaki Farel Terluka Tertimpa Beton, Wajah Nazila Bengkak
Meski diliputi kesedihan mendalam, Ermadi mengaku ikhlas atas musibah yang merenggut nyawa anak, adik serta keponakannya itu.
"Saya beserta keluarga tentu merasakan kesedihan yang begitu mendalam atas kepergian adik, keponakan, dan putri tercinta kami. Apalagi ini begitu luar biasa karena langsung merenggut empat nyawa sekaligus. Tapi, insyaAllah kami sekeluarga besar sudah ikhlas atas musibah ini," ucap Ermadi.
Ia mengaku, dia dan keluarga tidak mempunyai firasat apapun sebelum kepergian keempat anggota keluraga yang tenggelam di rawa.
Menurutnya, sudah menjadi rutinitas Liyana untuk pergi ke rawa yang menjadi lokasi gembala kerbau milik keluarganya di wilayah Bujung Tenuk.
"Hari itu seperti biasa adik saya pamit untuk pergi ke ladang tempat gembala kerbau. Kebetulan hari itu anak saya Elsa dan Elsi serta keponakan saya (Zahra, anak dari Liyana) ikut adik juga. Dan itu tidak seperti biasanya. Sebelumnya memang tidak pernah sama sekali ikut ke ladang," ceritanya.
Dari rumah duka ini, wartawan bersama anggota Babinkamtibmas Polsek Menggala mencoba menelusuri tempat tenggelamnya empat korban tersebut.
Lokasi tempat tenggelamnya korban terlihat berupa rawa yang di sekelilingnya terdapat rerumputan dan pepohonan.
Beberapa warga sekitar menyebut lokasi rawa tersebut merupakan anak sungai atau dalam bahasa Lampung disebut maharow dari Sungai Rengas Cendung.
Baca: Dugaan Perbuatan Asusila di Gedung DPRD Batam Berawal dari Penemuan Handuk Basah
"Dari dulu tempat ini memang seperti ini. Menurut cerita, zaman perang dulu wilayah ini merupakan tempat berkumpulnya para prajurit untuk melakukan musyawarah," kata salah satu warga Bujung Tenuk.
Warga pun menyebut lokasi yang biasa dijadikan tempat menggembala kerbau itu dengan nama Rawa Sidang.
"Musim kemarau airnya tidak pernah kering. Kedalamannya sekitar empat meter," kata warga lainnya.

Kronologi meninggalnya empat warga ini berawal dari Elsa, Elsi, serta Zahra yang berenang di rawa tersebut.
Karena dalam, ketiganya pun tenggelam. Melihat anak dan keponakannya tenggelam, Liyana mencoba menyelamatkan mereka.
Sayang, Liyana juga ternyata tidak bisa berenang. Akhirnya ia ikut tenggelam.
Salah seorang yang melintas di lokasi itu menemukan keempatnya sudah tak berdaya.
Warga pun datang menolong keempat korban.
"Keempatnya sempat dibawa ke RSUD Menggala. Namun nyawa mereka tak tertolong lagi," ungkap Rahmad, warga setempat.
Keempat korban dimakamkan pada Minggu 5 Agustus 2018 siang.
Sebelumnya, Kapolsek Menggala Iptu Zulkifli mengatakan, lokasi tewasnya keempat korban merupakan kolam bekas galian tambang pasir masyarakat.
Ia pun meminta pihak terkait agar dapat menertibkan lokasi tambang pasir ilegal yang marak di masyarakat tersebut.
Langkah ini guna mencegah terjadinya kasus tenggelam akibat tercebur di dalam kolam bekas galian.
Zulkifli mengatakan, lokasi tempat tewasnya empat korban merupakan bekas tambang pasir masyarakat.
"Itu (lokasinya) lebung bekas galian pasir warga sekitar. Tidak ada pemiliknya," papar Zulkifli. (end)
Artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul Tak Ada Firasat, Pria Ini Kehilangan Dua Anak Kembar, Adik, dan Keponakan yang Tewas Tenggelam