Minggu, 5 Oktober 2025

Perangi Narkoba Lintas Negara, Ratusan Prajurit Ditugaskan di Perbatasan Kalimantan

Total pasukan tersebut berjumlah 450 orang berasal dari Kodam II Sriwijaya, Bataliyon Infantri 144/Jaya Yudha Bengkulu.

Editor: Hendra Gunawan
Banjarmasin Post
Ilustrasi pasukan TNI di perbatasan 

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN -- Langkah kaki Kasdam VI Mulawarman, Brigjen TNI Teguh Pudjo Rumekso, terlihat tegap di Pelabuhan Semayang, Jl Yos Sudarso, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu (28/7) pagi.

Kasdam menyambut sekaligus memeriksa ratusan pasukan satuan tugas pengamanan perbatasan yang baru tiba di pelabuhan.

Total pasukan tersebut berjumlah 450 orang berasal dari Kodam II Sriwijaya, Bataliyon Infantri 144/Jaya Yudha Bengkulu.

Diantara total jumlah 450 orang, sebanyak 180 orang akan dikirim ke daerah Kabupaten Mahakam Hulu Kalimantan Timur dan sisanya 270 orang dikirim ke Tarakan dan Nunukan Kalimantan Utara.

Sekitar pukul 09.55 Wita, Brigjen Teguh yang mewakili Pangdam Mulawarman VI Mayjen TNI Subiyanto memberikan pidato amanat kepada seluruh prajurit perbatasan tersebut.

Teguh, mengatakan, nanti akan bertambah pos baru sebanyak 12 titik yang yang akan diisi oleh personel pasukan perbatasan.

"Di sana masih terdapat persoalan perbatasan yang belum diselesaikan, masih ada persoalan," ujarnya.

Saat Tribun bertanya leih jauh terkait persoalan ini, Teguh mengemukakan, problematika di kawasan perbatasan Pulau Kalimantan yang paling menantang soal penanganan kasus terbesar mengenai peredaran narkoba lintas batas antar negara dan perdagangan manusia.

Penugasan ini menyangkut integritas dan martabat masing-masing negara. Saat ini perbatasan memiliki kerawanan yang tinggi seperti pelanggaran perbatasan, adanya Tenaga Kerja Indonesia ilegal, perdagangan manusia, dan peredaran narkoba.

"Yang menjadi musuh bersama adalah narkoba karena bisa merusak generasi muda. Kita harus mampu cegah beri dampak positif," tegasnya, usai memberikan amanat ke ratusan prajurit perbatasan di Pelabuhan Semayang.

Dia menjelaskan, penanganan kasus peredaran narkoba di wilayah perbatasan seringkali terjadi kapan pun tiada pernah berhenti. Hampir setiap bulan selalu ada penangkapan pelaku peredaran narkoba yang melintasi kedua negara.

Kata Teguh, sebanyak 450 pasukan perbatasan akan memberikan pengamanan dan memberhentian laju gerak pengedar narkoba di kawasan lintas batas antara dua negara, termasuk perdagangan manusia jika masih sering terjadi.

"Separatis di daerah perbatasan tidak ada. Aman-aman saja. Yang sering kami hadapi peredaran narkoba. Kami sering sekali dapat tangkapan. Prajurit saya tekankan untuk tutup akses pengedar narkoba di perbatasan," ujarnya.

Sampai sejauh ini jumlah pos penjagaan perbatasan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara totalnya ada 52 titik.

Awalnya ada 40 pos penjagaan namun di tahun 2018 ini ditambah menjadi 12 pos maka totalnya secara keseluruhan kini mencapai 52 pos.

Kata Teguh, jumlah pasukan sebanyak 450 orang yang berasal dari Kodam II Sriwijaya Bataliyon Infantri 144/Jaya Yudha Bengkulu ini, nanti akan menempati 27 pos dari total 52 pos.

Rombongan pasukan 450 orang ini dipimpin langsung oleh Letkol Inf Andri Hadiyanto. Setiap posnya akan diisi oleh 15 sampai 20 prajurit.

Mereka akan ditempatkan di kawasan Mahakam Hulu Kalimantan Timur (Kaltim) dan Nunukan dan Malinau di Kalimantan Utara (Kaltara).

Menurut Teguh, kondisi medan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dianggap sangat menantang bila dibandingkan dengan di kawasan Kalimantan Barat.

Sebab wilayah timur itu kondisi alamnya berbukit-bukit dan berjurang untuk menuju ke lokasi bisa dibilang sangat rumit perlu waktu dan proses yang lama.

Melihat kondisi itu, Komandan Pasukan Letkol Inf Andri Hadiyanto, menyatakan, segala kesiapan dan persiapan sudah matang. Secara mental dan raga sudah siap terjun ke lapangan.

"Sebelum ditugaskan kami tiga bulan sebelumnya sudah dibekali berbagai pengetahuan, sudah dibekali kesiapan mental dan fisik. Mereka sudah siap untuk melaksanakan tugas, tidak ada halangan sejauh ini," ungkap Andri.

Sebelumnya, dalam pidato amanat Brigjen Teguh yang mewakili Pangdam Mulawarman VI Mayjen TNI Subiyanto, disebutkan Prajurit yang diterjunkan ke perbatasan diharapkan bisa menghadapi berbagai permasalahan tersebut, caranya setiap prajurit wajib memiliki rasa kebangsaan tinggi, punya cinta tanah air yang tinggi.

"Setiap prajurit harus mampu menjaga martabat dan kehormatan sebagai prajurit TNI yang memiliki Sapta Marga," katanya.

Keberhasilan seorang prajurit dalam melaksanakan tugas merupakan kebanggaan sebagai wujud pelaksanaan tugas secara riil berkontribusi pada bangsa dan negara. Dia mengimbau, tugas yang diemban para prajurit jangan dijadikan sebagai persoalan yang menjadi tekanan.

"Mari tunjukkan pengabdian kepada bangsa. Pegang teguh sumpah prajurit sebagai dasar pelaksanaan tugas guna menjaga kehormatan diri dan satuan," kata Teguh.

Menurutnya, pedoman bagi prajurit dalam melaksanakan tugas semua kewajiban patut dilaksanakan dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberikan kemudahan dan keberhasilan saat di perbatasan.

"Tunjukkan jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, tentara profesional guna mencegah terjadinya pelanggaran dalam pelaksanaan penugasan. Harus bisa beradaptasi, memahami budaya dan menjunjung tinggi kearifan lokal," ujar Teguh. (ilo)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved