Donald Trump Ancam akan Bom Iran
Saat ini muncul kabar di sejumlah media bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, akan mengebom Iran bulan depan.
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini muncul kabar di sejumlah media bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, akan mengebom Iran bulan depan.
Kabar ini bermula dari kicauan bernada ancaman yang dibuat Trump, untuk Presiden Iran Hassan Rouhani, belum lama ini.
TribunJogja.com kutip dari Daily Mail, penyiar nasional media ABC di Australia mengungkapkan soal kabar penyerangan itu, dengan mengutip sumber keamanan anonim negara tersebut.
(Baca juga: Jenderal Qasim ke Donald Trump : Anda Akan Memulai Perang, Tapi Kami Akan Habisi Kalian Semua !)
Menurut ABC, Pangkalan rahasia Pine Gap di Northern Territory dan fasilitas pertahanan Australia lainnya dapat memainkan peran dalam mengidentifikasi target untuk penyerangan.
Namun, sang Perdana Menteri (PM) Malcolm Turnbull langsung memberikan penjelasan bahwa kabar itu hanyalah spekulasi.
"Cerita di ABC, yang mengutip sumber-sumber senior pemerintah Australia, tidak berkonsultasi dengan saya, menteri luar negeri, menteri pertahanan atau kepala pasukan pertahanan," kata Turnbull kepada Radio ABC.
Sebelumnya pada Minggu (22/7/2018), Trump membuat kicauan bernada ancaman yang ditujukan untuk Presiden Iran Hassan Rouhani.
Semua huruf di kicauan tersebut bahkan ditulis menggunakan huruf kapital.
"Kepada Presiden Iran Rouhani: jangan pernah mengancam AS lagi atau Anda akan menderita konsekuensi hal-hal yang pernah ditanggung sejarah sebelumnya. Kita bukan lagi sebuah negara yang akan berdiri untuk kata-katamu yang membabi buta tentang kekerasan dan kematian. Ingat itu," tulis Trump.
Beberapa waktu lalu, Rouhani memperingatkan Trump, karena telah mengadopsi kebijakan bermusuhan terhadap Iran.
"Amerika harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian, dan perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang," kata Rouhani, menurut media pemerintah setempat.
"Anda tidak dalam posisi untuk menghasut bangsa Iran melawan keamanan dan kepentingan Iran," tambahnya. (*)