Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Mobil Ambulans Tua yang Bikin Warga Bangga

Asap putih langsung menyembul dari lubang knalpot ketika Rahmat Subagio (52menyalakan mobil ambulan di garasi Balai Desa Ujung Piring, Minggu

Editor: Sugiyarto
surabaya.tribunnews.com/ahmad faisol
Sopir Ambulan Desa Ujung Piring, Rahmat Subagio tengah membersihkan debu di bagian kaca depan di garasi balai desa setempat, Minggu (1/7/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Asap putih langsung menyembul dari lubang knalpot ketika Rahmat Subagio (52menyalakan mobil ambulan di garasi Balai Desa Ujung Piring, Minggu (1/7/2018).

Deru mesinnya terdengar berat. Tidak selangsam mobil-mobil ambulan kebanyakan. Maklum, mobil bernopol M 1912 HE dengan tulisan 'Ambulan Desa Ujung Piring' itu sudah berusia 26 tahun.

Kendati demikian, Rahmat tetap sepenuh hati merawat dan memanasi mesin mobil. Ia pula yang bersiaga ketika sewaktu - waktu warga membutuhkan ambulan.

"Mesin rutin dua hari sekali dipanasi, biar aki tetap normal. Ketika dibutuhkan warga, mobil langsung tancap gas," ungkap Rahmat kepada Surya.

Ia menjelaskan, permasalahan yang sering menimpa mobil itu terletak pada mesin yang kondisinya tidak stabil. Selain itu, kerja transmisi juga sering bermasalah.

"Pernah suatu ketika mobil ngadat, tidak mau nyala saat dikontak. Panik juga karena ditunggu seorang warga yang sakit," pungkasnya sambil mengelap bagian kaca depan ambulan.

Ambulan itu baru delapan bulan melayani masyarakat Desa Ujung Piring. Meski tanpa dilengkapi bunyi rotator, namun warga sudah akrab mengenali suara khas dari klakson mobil.

Mobil jenis itu biasanya digunakan sebagai angkutan umum dalam kota. Namun setelah dijadikan ambulan, kursi penumpang di bagian tengah dan belakang dibongkar.

Tidak tersedia fasilitas medis seperti alas dan tandu untuk pasien layaknya ambulan milik puskesmas atau rumah sakit. Apalagi peralatan darurat medis di dalamnya, tidak tersedia.

Kendati demikian, warga Desa Ujung Piring bangga lantaran menjadi satu-satunya desa di Bangkalan yang memiliki mobil ambulan desa.

Keberadaan mobil ambulan itu berawal ketika Kepala Desa (Kades) Ujung Piring Moh Usman (29), menemukan mobil itu di sebuah Bengkel Pak Ilham, milik seorang warganya. Ia lantas membeli seharga Rp 20 juta.

"Mesin kurang maksimal, kondisinya 50 persen. Lantas saya perbaiki meski tak mampu normal 100 persen. Biaya perbaikan Rp 5 juta, ganti aki, dan ongkos cat nya," ujar Kades Usman.

Kendati aki telah diganti, lanjutnya, mesin mobil harus tetap dipanasi setiap hari atau dua hari sekali. Untuk kerusakan ringan, bengkel desa itu menanggratiskan biaya perbaikan.

"Bahkan Pak Ilham bersedia kapan pun dipanggil jika mobil ini mogok di jalan ketika membawa warga yang sakit," ungkap Usman yang baru dua tahun menjabat kades.

Ia mengatakan, inisiatif menyediakan mobil ambulan di Desa Ujung Piring lantaran warganya selalu kebingungan ketika membutuhkan kendaraan untuk mengantar keluarga ke Puskesmas Kota atau ke RSUD Syamrabu Bangkalan.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved