Musibah Kapal Tenggelam di Danau Toba, Ini Data Nama dan Alamat 166 Korban
Data yang didapat dari Kodam Korem 022/Pantai Timur, Kodam I/BB, data terakhir korban Kapal Motor Sinar Bangun berjumlah 166 orang.
TRIBUNNEWS.COM - Tidak adanya manifest dan data penumpang kapal sehingga menyulitkan pendataan jumlah korban dalam dua hari, dari Senin (18/6/2018) hingga Selasa (19/6/2018).
Bahkan kesaksian korban selamat pun memperkirakan jumlah penumpang sekitar 200 orang ditambah motor yang diperkirakan sekitar 100 unit.
Seperti yang dikatakan Riko Sahputra, salah satu korban selamat menceritakan kepada Tribun-Medan.com, bahwa kapal berangkat dari Simanindo menuju Tigaras melibihi kapasitas.
Penuturan Riko, awalnya kapal motor berangakat dengan normal.
Saat di tengah danau, ombak semakin kencang. Lalu kapal oleng ke kanan tiga kali lalu terbalik dan tiba-tiba karam.
"Penumpang berjatuhan ke Danau Toba. Mereka terombang-ambing sekitar satu jam di tengah danau hingga datangnya pertolongan. Kami ada satu jam di tengah danau. Aku pegang helem," ujar Riko Sahputra saat dirawat di Puskesmas Simarmata Jalan Raya Simanindo, Selasa (19/6/2018).
Menurut yang dia saksikan, penumpang beragam. Terdiri dari anak-anak dan orang tua. Rata-rata mereka yang menumpangi kapal merupakan rombongan.
Salah seorang korban selamat, Riko Syahputara| Tribun-Medan.com
Kini, data terakhir yang didapat Tribun-Medan.com dari Kodam Korem 022/Pantai Timur, Kodam I/BB, data terakhir korban Kapal Motor Sinar Bangun berjumlah 166 orang.
Data korban yang hilang, selamat, dan meninggal tersebut berjumlah 166 orang yang resmi ditandatangani oleh Kepala Seksi Intelijen Letnan Kolonel Inf Sutan Lubis, a.n Komandan Korem 022/Pantai Timur.
Berikut daftar nama-namanya:
Sebelumnya, Kasiops Kantor SAR Medan M Agus Wibisono mengatakan, hingga sore hari belum ada perkembangan lebih lanjut terkait korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun.
Malah jumlah korban yang melapor kehilangan keluarga tambah banyak. Lebih lanjut, Agus dan timnya masih terus mendata jumlah korban hilang.
Terkait belum adanya penemuan korban, Agus menduga korban tenggelam dan terjebak di dalam bangkai kapal dan tenggelamnya kapal sangat jauh di kedalaman melebihi 50 meter ke dasar Danau Toba.
"Kesulitan kita masih di Tim SAR yang tidak mampu menyelam di kedalam 50 meter dibawah permukaan air Danau Toba yang sangat dingin. Makanya kita masih menunggu alat untuk menyelam di kedalaman yang didatangkan Basarnas dari pusat," ungkap Agus.
Ia menambahkan, tim elite sudah tiba di Bandara Silangit. Tapi karena kemacetan yang luar biasa sehingga masih tertunda sampai ke lokasi.
"Doakan saja semua korban yang masih hilang segera ditemukan," ucap Agus.
Tak salah bila keluarga sangat berharap menemukan minimal jasad kerabatnya.
Seperti jeritan nenek yang berdiri di tepi Pelabuhan Tigaras, yang tiba-tiba menangis. Ia terus memanggil anaknya dan cucunya yang ikut dalam peristiwa tersebut.
"Idiaho boruku, idia ho pahopuku. Roma hamu tu son. Bangke muna pe ro ma tuson. (Di mana kau putriku, dimana kau cucuku. Datanglah kalian kemari. Mayat kalian pun, jadilah ditemukan,"ujarnya menjerit di depan Danau Toba Pelabuhan Tigaras Kabupaten Simalungun, Selasa (19/6/2018).
Nenek yang mengenakan selimut ini ditemani anaknya. Ia terus menangis, bahkan saat sedang menelfon.
Diketahui, nenek ini menunggu kabar anak, menantu, dan cucunya.
"Boasa songoni Tuhan. Tolong pahopukku Tuhan (Kenapa begini Tuhan. Tolonglah cucuku Tuhan),"tambahnya.
Saat menjerit, kerabat memeluknya untuk menahannya agar sabar dan tenang.
Tangisan nenek di pinggir danau ini menjadi perhatian. Tak sedikit warga ikut menangis menyaksikannya.
Sebelumnya, Dirjen Kemenhub Budi Setyadi mengatakan, Jumlah penumpang sementara yang terdaftar di posko mencapai 128 orang.
"Jumlah penumpang sementara yang terdaftar 128 orang, sudah tertolong sampai sekarang 18 selamat, dan 1 meninggal dunia atas nama Tri Suci Wulandari," kata Budi saat ditemui di Posko pengaduan, Selasa (19/6/2018).
Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
"Basarnas akan memimpin pencarian pada 7 hari pertama dan 3 hari tambahan jika diperlukan. Dibantu oleh Polda Sumut, Polair, Sabhara, Brimob dan Tim DVI, Korem, BPBD dan BMKG. Serta Pemda Samosir dan Simalungun, juga akan ikut membantu mengerahkan pencarian korban yang hilang," sambungnya.
Budi menuturkan pencarian efektif dilakukan selama 7 hari pertama dan diharapkan bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga dan kemungkinan penumpang di KM Sinar Bangun, dimohon untuk segera melapor ke Posko di Samosir dan Tigaras.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa untuk meminimalisir dibentuk 5 tim untuk mempercepat proses evakuasi korban KM Sinar Bangun diantaranya dibentuk Tim pendaftaran korban, yang bertanggungjawab dari Polres Simalungun dan Polres Samosir, termasuk penanganan 19 korban yang sudah ditemukan serta mencari tahu Manifest penumpang yang ada di Kapal KM Sinar Bangun yang belum ditemukan.
Selanjutnya di bentuk Tim pencarian oleh Basarnas yang akan membagi tugas serta dukungan yang lain. Lalu melakukan penelitian penyebab kecelakaan. Sebab ada informasi air masuk ke kapal dan informasi lainnya akibat kemudi patah. Nantinya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan verifikasi, penyebab apakah dari faktor manusia, cuaca atau masalah kendaraan.
Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
Selain itu, juga dibentuk Tim Penanganan korban Meninggal Dunia (MD) dan hidup, akan diberikan pada tim DVI Polda Sumut dan intelegen akan melakukan interogasi terhadap korban hidup.
Terakhir tim pemulangan korban, baik meninggal dunia maupun hidup, penanggungjawab di Provinsi Sumut, Kabupaten Samosir dan Simalungun.
Karena begitu korban meninggal dunia ditemukan, maka akan dibawa langsung ke rumah sakit untuk di visum dan identifikasi, serta setelahnya diantarkan kerumah duka.
Budi Setyadi mengucapakan rasa belasungkawa yang sangat mendalam atas musibah tenggelam yang terjadi terhadap KM Sinar Bangun, pada Senin (18/6/2018) sore.
Terkait korban meninggal dunia, Budi mengatakan bahwa akan diberi santunan oleh Jasa Raharja.
Untuk korban meninggal dunia mendapat santunan Rp 50 juta rupiah, serta korban selamat yang alami luka-luka menerima santunan Rp 20 juta rupiah.
"Kita berharap kejadian ini jadi koreksi dan perhatian khusus, masalah regulasi dan pengawasan agar masalah keselamatan dilengkapi dengan sebaik mungkin. Karena sebelum lebaran sebenarnya, pak Menteri sudah campaign dengan memberikan jaket pelampung, kepada awak kapal kayu dan para penumpang," pungkas Budi.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Inilah Data Terakhir 166 Orang Korban Tenggelamnya Kapal di Danau Toba, Berikut Nama dan Alamatnya!