Jumat, 3 Oktober 2025

Jelang Lebaran Perajin Perhiasan Emas Imitasi di Pasuruan Banjir Order, Warnanya Tidak Luntur

Rumah Moch Yunus di Dusun Sangglut, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan tampak ramai dibandingkan hari-hari biasanya.

Editor: Sugiyarto
surya/galih lintartika
Berbagai contoh perhiasan emas imitasi buatan Moch Yunus di Dusun Sangglut, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Selasa (29/5/2018). Yunus selalu kebanjiran order perhiasan emas imitasi saat jelan Idul Fitri dan hari besar lainnya. 

Tahap selanjutnya, bahan dicuci dengan bensin dan dilapisi cairan koting dengan tujuan untuk mempertahankan warna agar tidak mudah pudar atau buram. 

Yunus menyadari menjelang lebaran permintaan barang cenderung meningkat. Maka dari itu, ia sudah lembur sejak awal puasa lalu.

"Saya menggeluti bisnis ini sejak 20 tahun silam. Omzet yang saya dapatkan pun menggilla, apalagi saat bulan Ramadan seperti ini. Saya harus lembur untuk menyelesaikan pesanan dari para pelanggan. H-12, barang harus sudah sampai di tangan pelanggan," kata Yunus kepada Surya.

Yunus menceritakan, emas buatannya ini tahan lama, karena ada campuran cairan krom di dalam perhiasannya.

Ia mengklaim, perhiasan emas imitasi buatannya ini tidak akan luntur meski setiap hari direndam air.

"Dipakai aktivitas tidak apa-apa. Jangan khawatir luntur. Tidak akan menghitam. Sekalipun luntur mungkin itu sudah tiga tahun dari pembelian pertama," terangnya.

Dia menjelaskan, banyak pesanan menjelang lebaran ini karena banyak permintaan dari masyarakat. Penyebabnya, karena banyak perempuan khususnya yang ingin tampil cantik saat momen Lebaran nanti namun enggan mengeluarkan uang yang banyak. 

"Biasanya, banyak orang yang ingin tampil trendy dan cantik saat Lebaran, namun mereka memiliki budget yang tidak terlalu besar untuk belanja emas asli. Alhasil, mereka pun memilih emas mitasi ini sebagai pilihan alternatif," tambahnya 

Harga emas mitasi di Yunus ini dijual memang sangat murah. Untuk cincin dijual dengan harga Rp 10.000, gelang rantai Rp 50.000, gelang biasa Rp 30.000 ditambah batu permata Rp 40.000.

Perajin perhiasan emas imitasi, Moch Yunus, asal Dusun Sangglut, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Selasa (29/5/2018). (surya/galih lintartika)
Yang paling mahal Rp 55.000. Dengan belanja Rp 150.000, sudah bisa tampil cantik bling-bling saat Lebaran, lengkap dengan perhiasan bernuansa emas meski sebenarnya imitasi.

Ia mengungkapkan, menjelang lebaran seperti sekarang ini, pesanan paling banyak berasal dari Malang dan Surabaya.

"Produk saya ini terjual ke Malang, Blitar, Surabaya, Pasuruan sendiri, Probolinggo, dan ada beberapa kota di Jawa Tengah," imbuhnya.

Selain itu, ada beberapa orang yang memilih emas mitasi ini karena takut dirampok atau jadi sasaran aksi kriminalitas.

Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang-orang yang akan mudik ke kampung halamannya dan menggunakan angkutan umum.

"Kadang juga menjadi pilihan bagi orang yang takut dijambret dan sebagainya. Mereka memilih emas palsu karena lebih aman dan tidak akan mengalami kerugian kalau semisal menjadi korban kejahatan," pungkasnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved