Ramadan 2018
Berkah Ramadan, Sarung Batik Kudus Laris Manis i
Sarung identik dengan pakaian yang dikenakan oleh laki-laki muslim saat beribadah.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS – Sarung identik dengan pakaian yang dikenakan oleh laki-laki muslim saat beribadah.
Momen bulan Ramadan layaknya kali ini, rupanya menjadi menjadi berkah tersendiri bagi perajin sarung batik.
Ummu Asiyati. Seorang perajin batik asal Kudus sudah memersiapkan datangnya bulan Ramadan dengan membuat sarung batik sejak tiga bulan sebelum Ramadan.
Dia sadar, saat bulan Ramadan, pasti akan banyak permintaan sarung batik.
“Jadi sejak tiga bulan sebelum Ramadan, kami sudah persiapkan sekitar 100 potong kain sarung yang sudah dibatik."
"Masuk bulan Ramadan, kalau ada permintaan langsung bisa memilih,” kata Ummu pemilik brand Alfa Shoofa batik saat ditemui di kediamannya di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kudus, Selasa (22/5/2018).
Alasan sarung batik banyak diminati karena motifnya.
Menurut perempuan berusia 56 tahun itu sarung dibuat olehnya memiliki banyak motif yang sangat khas Kudus.
Misalnya adanya motif Menara Kudus, Parijoto, atau motif Beras Kecer menjadi daya tarik peminat batik untuk memilik batik Kudus.
Motif lainnya yangn khas Kudus, yakni motif Liris Cengkih dan Tumpal Ukir.
“Apalagi saat Ramadan kali ini, sarung batik yang saya persiapkan sejak tiga bulan sebelumnya telah habis. Ini masih produksi hanya pesanan yang ingin dijadikan souvenir,” katanya.
Sarung batik yang dia produksi umumnya merupakan batik cap.
Banderol harga mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu tidak menjadi alasan bagi pecinta batik untuk memiliki sarung batik yang bermotif khas Kota Kretek.
“Memang proses pembuatannya lumayan lama, meski batik cap, ada beberapa proses yang harus manual,” katanya.