Kamis, 2 Oktober 2025

Hasil Layani Hidung Belang Dimanfaatkan untuk Menghidupi Kekasihnya

Tak setiap malam Indi mendapat tamu, kadang meski telah dandan, tak ada sepeserpun rupiah yang masuk ke kantong

Editor: Eko Sutriyanto
jornaldebrasilia.com.br
Prostitusi (ilustrasi) 

Mereka pergi ke Jarod jika ingin buang air dan mandi.

Jika waktu telah siang, mereka mulai berkumpul di Tugu Lilin hingga tengah malam. Setiap hari dengan rutinitas yang sama.

Akhir Februari 2018, tribunmanado.co.id, bertemu dengan Titin, seorang anggota kelompok ini di Tugu Lilin.

Ia tampak pucat, tak sanggup berjalan cepat. Sambil menahan sakit, ia berjalan memegang pinggangnya.

Titin (27) rupanya baru keluar rumah sakit, karena keguguran.

Baru keluar siang itu. Saat itu kelompok ini menjalankan kartu sumbangan untuk membayar biaya rumah sakit.

Titin tak punya kartu tanda penduduk (KTP), apalagi BPJS Kesehatan.

Ia dan pacarnya, yang juga anggota kelompok tak punya uang untuk bayar rumah sakit di RSUP Kandou Malalayang.

Titin dan pacarnya belum menikah, tapi terlanjur hamil, namun pada akhirnya keguguran.

Titin memperlihatkan tagihan rumah sakit sebesar Rp 515 ribu.

Atas dasar satu rasa, satu hati, anggota kelompok ini menjalankan kartu sumbangan demi memenuhi tagihan rumah sakit.

Namun Titin tak bisa menjelaskan kenapa ia sudah keluar rumah sakit, sementara tagihan belum bayar.

Dan ia pun masih terengah-engah berjalan. "Katanya pacar saya akan ditahan, kalau belum bayar," ujar dia waktu itu.

Titin adalah warga Poigar, Minahasa Selatan.

Sudah beberapa bulan terakhir ia jadi anggota kelompok dan hanya tidur di emperan toko di Pasar 45.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved