Sabtu, 4 Oktober 2025

Sejumlah Orang Gila Diduga Sengaja 'Dibuang' ke Kebumen

Akhir-akhir ini Satpol PP Kebumen gencar menjaring Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang telantar atau berpotensi menimbulkan gangguan di masyarakat.

Editor: Dewi Agustina
SURYA/DIDIK MASHUDI
Ilustrasi orang gila 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Akhir-akhir ini Satpol PP Kebumen gencar menjaring Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang telantar atau berpotensi menimbulkan gangguan di masyarakat.

Dalam kurun waktu antara Januari hingga Maret 2018, pihaknya telah menjaring 25 ODGJ.

Anehnya, 11 orang di antaranya teridentifikasi berasal dari luar Kabupaten Kebumen.

Kasi Pembinaan Trantibum Satpol PP Kebumen Wrin Andoko menduga, para ODGJ dari luar daerah ini sengaja dibuang ke wilayah Kebumen oleh oknum masyarakat ataupun oknum berseragam petugas dari daerah tertentu.

Baca: Kronologis Wakapolres Lombok Tengah Tembak Ipar hingga Tewas Versi Polisi dan Warga

"ODGJ yang berkeliaran di jalan, terutama di perbatasan itu sebagian buangan dari daerah lain," katanya, Kamis (5/4/2018).

Dugaan ini bukannya tak berdasar. Wrin mengaku pihaknya bisa mengidentifikasi itu dari hasil pengakuan ODGJ saat dilakukan interogasi.

Cara identifikasi lain yang paling mudah adalah dengan mengenali dialek atau logat ODGJ saat berujar.

Meskipun sama-sama berdialek Ngapak, kata Wrin, logat penduduk masing-masing daerah semisal Kebumen, Banyumas, atau Cilacap tentu berbeda dan mudah dikenali.

Baca: Warga Kaget Tiba-tiba Terdengar Enam Kali Tembakan, Ternyata Jun Tewas di Tangan Kakak Iparnya

Pihaknya punya cara pendekatan tersendiri sehingga ODGJ mau diajak komunikasi hingga berterus terang terkait peristiwa yang dialaminya.

"Dia itu bisa mengaku dibuangnya jam berapa dan yang membuang ciri-cirinya seperti apa. Kami bisa mudah berkomunikasi dengan mereka karena kami perlakukan mereka manusiawi," katanya.

Kendati demikian Wrin mengaku pihaknya tak pernah membedakan ODGJ berdasar latar belakang daerahnya.

Mereka mendapatkan perlakuan sama dari petugas, lalu dievakuasi ke shelter jiwa untuk memperoleh perawatan di tempat yang layak.

Baca: Ribut dengan Pacar Masalah Foto Telanjang, Wayan Agus Terjun dari Lantai Atas Mal

Selain berhak memperoleh perlakuan manusiawi, ODGJ perlu dievakuasi dari jalan karena keberadaannya sering dikeluhkan masyarakat.

Pihaknya sering menerima keluhan terkait ODGJ yang dianggap mengganggu ketenteraman masyarakat, bahkan membawa senjata tajam.

Ia pun mengaku tak pernah merasa jijik bersentuhan dengan ODGJ yang identik dengan bau dan kotor.

Ia bahkan pernah membopong ODGJ perempuan yang tubuhnya penuh darah datang bulan dan berbau.

"Saya pernah membersihkan orang yang lagi haid, luar biasa baunya. Itu kami sudah biasa," katanya.

Baca: Esty Agustin Mengaku Dibelikan Mantan Pacarnya Kiki Hasibuan Apartemen Seharga Rp 400 Juta

Selain menertibkan ODGJ di jalanan yang berpotensi mengganggu ketertiban, pihaknya juga kerap membebaskan ODGJ yang dipasung oleh keluarganya di rumah.

Menurutnya, ODGJ sepantasnya mendapatkan perlakuan manusiawi sehingga tidak seharusnya mereka dipasung.

Belum lama ini pihaknya juga telah melepaskan dua ODGJ di Desa Sidamukti Adimulya Kebumen yang tinggal terpasung di rumah, lalu memindahkannya ke shelter jiwa terdekat untuk dirawat.

"Masih di lapangan orang gila yang dipasung. Biasanya alasannya ODGJ ini susah dikendalikan sehingga keluarganya memasung," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved