Kisah Guru Sigit, Tolak Jabatan Kepsek Demi Terus Bantu Seberangkan Siswanya
"Sepertinya memang naif ya, ada kesempatan karir tapi saya gak minat hanya demi bisa menyeberangkan siswa. Tapi itulah pilihan hidup saya,"katanya
Suatu ketika, Sigit juga pernah menolak halus tawaran mengikuti panataran di luar kota karena harus absen menyeberangkan siswa-siswanya.
"Jangankan cuma penataran, karir menjadi kepala sekolah tidak saya minati. Karena saya lebih berat dengan ini, menyeberangkan anak-cucu saya ini. Saya tidak tenang, was-was akan keselamatan mereka jika saya tinggal,"katanya
Sigit nyatanya bangga dengan pekerjaan sukarela itu, meski tiada penghargaan atau pihak yang menugaskan.
Pekerjaan itu justru dimaknainya kesempatan bermanfaat bagi orang lain. Dari situ, setiap hari ia bisa mengais pahala. Belum lagi panjatan doa dari para siswa dan orang tua yang merasa terbantu olehnya.
Di relung hatinya, Sigit meyakini, di akhirat nanti, Tuhan telah menyiapkan penyeberangan yang lebih kecil dari rambut terbelah (Siratal mustakim). Jembatan itu hanya bisa dilalui oleh orang beriman dan saleh.
Baca: Terdakwa Kasus First Travel Pakai Sneaker Jutaan Rupiah saat Jalani Sidang di PN Depok
Sigit berharap, ribuan siswa yang telah ia seberangkan setiap hari itu, di antaranya adalah terkasih Allah. Kelak di hari perhitungan, ia yakin, tangan-tangan suci itu berbalik menariknya agar dapat menyeberang siratal mustakim. Lalu berjumpa di surga.
"Sekarang saya menyeberangkan anak-anak, itu ibadah yang saya berikan. Suatu ketika kalau saya menyeberang siratal mustakim, mereka akan membantu menyeberangkan saya hingga selamat,"katanya
Sigit nyaris tak pernah absen menyeberangkan siswa-siswanya. Bahkan dalam kondisi sakit sekalipun, saat satu tangannya putus karena terjatuh, atau perutnya sakit karena penyakit Hernia kronis, Sigit tetap memaksa menyeberangkan siswa meksi sembari menahan perih.
Atas konsistensinya menyeberangkan siswa itu, Sigit pernah mendapatkan piagam penghargaan dua kali dari Polres Purbalingga, tahun 2012 dan 2013 karena telah membantu pekerjaan polisi mengatur lalu lintas di jalan raya.
Kepala SD N 2 Kedungmenjangan Suparso mengatakan, pihaknya mengapresiasi guru itu karena konsisten membantu menyeberangkan para siswa ke sekolah. Dengan demikian, para siswa dan orang tua merasa aman dan nyaman saat pergi ke sekolah melewari jalan raya.
Meski untuk pekerjaan itu, pihak sekolah tidak pernah menugaskannya ke Sigit, kecuali atas dasar kerelawanan.
Menurut Suparso, selama ini Sigit menjadi guru yang sangat disegani para siswa. Dia menjadi telàdan yang baik bagi para siswa karena selalu datang sebelum siswa tiba di sekolah.
"Dia jadi contoh yang baik, karena sebelum anak anak datang, dia sudah stabd by di jalan raya," katanya
Penulis: Khoirul Muzaki
Berita ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul: Takut Tak Bisa Seberangkan Siswa, Pak Guru Sigit Tolak Jabatan Jadi Kepala Sekolah, Ini Kisahnya