Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Memilukan Nasib TKW yang Disiksa di Turki, Curahan Hatinya Menyayat Hati

“Saya malu, jangan diambil gambar kami. Kami ini malu diketahu orang di kampung

Editor: Sugiyarto
KOMPAS.com/ FITRI RACHMAWATI
TKW ini adalah korban perdagangan orang yang berhasil melarikan diri bersam lima TKW lainnya, dari tempat mereka disekap di Turki. Mereka trlah dipukangkan ke kampung halaman dan tiba Jumat (23/2) ini. 

Di tempat penampungan, SAK bertemu dengan 5 TKW lainnya yang sama-sama berasal dari Dompu.

"Kami ditempatkan di satu kamar kecil sekitar 15 orang, dan kami ditumpuk seperti kucing, makan hanya sekali roti kubus mengganjal lapar kami.

Kami kelaparan di sana,” kata SAK. Ketika tiba di Turki, telah banyak TKW yang telah ditampung dari Lombok dan daerah lainnya.

Mereka menyayangkan ada lagi TKW yang tiba di Turki dan turut ditampung di tempat yang sama. Padahal, di tempat itu telah banyak TKW yang disiksa.

JN, TKW lainnya yang telah bersepakat melarikan diri, meminta kawan-kawannya untuk bersiap kabur.

Mereka hanya memiliki waktu 5 menit untuk keluar dari tempat mereka disekap.

“Kami harus menuruni tangga besi yang kecil dan licin dari lantai dua apartemen tempat kami disekap. Waktu kami hanya 5 menit. Jika lebih dari itu, kami akan ketahuan dan mendapat siksaan dari agensi,” kata JN.

Mereka kabur karena selain karena tak ada kejelasan akan dipekerjakan di mana, juga khawatir dan takut mengingat sudah ada TKW yang disiksa dan dianiaya, dilecehkan, dan diminta menjadi istri kontrak oknum agensi.

“Jika tahu kejadiannya akan seburuk ini, kami tak akan pernah menginjakkan kaki ke Turki. Apalagi, Turki yang disebut sebut sebagai negera tujuan dengan upah yang bisa mencapai Rp 4 juta per bulan hanyalah tipuan hingga akhirnya kami merasakan penderitaan yang menyakitkan,” Kata SY, TKW yang pernah mengadu nasib sebelumnya di Timur Tengah ketika berusia 14 tahun.

“Saya selalu diminta ke kamar berbeda, saya diajak kawin kontrak tapi saya menolak, dan akhirnya saya melarikan diri. Kalau tidak, apa yang akan terjadi saya tidak tahu,” sambung SY yang menutup sebagian wajahnya dengan masker.

SY mengaku pernah bekerja di Yordania ketika masih di bawah umur. Pulang dari Yordania, dia membawa uang lebih dari Rp 100 juta.

Selama bekerja, ia mengirim uang untuk membuat rumah dan tanah 1,5 hektar yang ditanami padi hingga kini.

“Saya mau mengulangi keberuntungan saya karena saya mau hidup cukup bersama anak saya. Saya sudah bercerai dengan suami saya karena itu saya coba bekerja ke luar negeri lagi,” katanya.

Keenam TKW itu menceritakan pengalaman mereka saat melarikan diri. Hampir semuanya tak ada yang mengunakan alas kaki.

Barang bawaan pun ditinggalkan. Hanya pakaian melekat di badan, paspor, serta sedikit uang yang mereka bawa sebagai bekal. Melarikan diri tak mudah bagi mereka.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved