Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Memilukan Nasib TKW yang Disiksa di Turki, Curahan Hatinya Menyayat Hati

“Saya malu, jangan diambil gambar kami. Kami ini malu diketahu orang di kampung

Editor: Sugiyarto
KOMPAS.com/ FITRI RACHMAWATI
TKW ini adalah korban perdagangan orang yang berhasil melarikan diri bersam lima TKW lainnya, dari tempat mereka disekap di Turki. Mereka trlah dipukangkan ke kampung halaman dan tiba Jumat (23/2) ini. 

Selain merasakan kekerasan fisik, mereka juga mengalami pelecehan seksual, bahkan ada yang diminta untuk kawin kontrak oleh seorang warga Turki yang juga menjadi agen.

Para agen juga kerap bertindak kejam terhadap mereka.

Menurut mereka, puluhan TKW lainnya asal NTB hingga kini masih berada di tempat penampungan dan tak diketahui lagi nasibnya.

Pengakuan para TKW telah membuka tabir bahwa masih banyak warga NTB yang terjebak dalam penampungan dan merupakan TKW ilegal.

SAK yang semula berprofesi sebagai bidan di klinik swasta di Mataram mengaku kecewa atas apa yang dialaminya.

“Saya ingin mendapatkan penghasilan layak. Selama ini honor saya hanya Rp 500.000 per bulan.

Saya dijanjikan bekerja di Turki sebagai tenaga kesehatan dengan gaji yang mencapai Rp 4 juta, tapi semua itu palsu, pengalaman ini pelajaran bagi saya dan saya kapok,” kata SAK sedih.

Tekong atau calo yang membujuknya malah menjanjikan gaji dalam bentuk dollar. SAK pun tertarik dan nekat berangkat ke Turki tanpa seizin suaminya.

Sepekan berada di Jakarta, SAK menanyakan soal kontrak kerja, tetapi hanya dijanjikan dengan dalih masih menunggu terbitnya visa kerja.

SAK memang berangkat ke Turki dan dibawa ke Istanbul. Namun, di sana dia malah disekap, bukannya ditempatkan di tempat kerja yang dijanjikan.

Ditumpuk seperti kucing

SAK mengungkapkan, setibanya di Turki, SAK dibawa ke Istanbul untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Di Istanbul, tas dibongkar dan telepon seluler disita sehingga ia tak bisa menghubungi keluarga. SAK mulai curiga di hari pertama tiba di Turki.

“Apalagi, pada hari itu juga usai pemeriksaan kesehatan, saya melihat TKW asal Bima disiksa hingga wajahnya berdarah dan tulang iganya patah.

Saya ingat namanya Nur, dan saat kami kabur Nur masih di tempat penampungan,” kisahnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved