Pengakuan Seorang PSK di Manado
Kisahnya menjadi seorang wanita penghibur punya suka dan duka. Pernah satu waktu, ada tamu seorang lelaki yang mengaku dokter muda.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Ada yang beranggapan protitusi seusia beradaban. Masalah klasik ini tak pernah lekang oleh sang waktu.
Ia berjalan beriringan dengan kemajuan teknologi. Modus Contoh ‘zaman now’, modus operandi pelaku protitusi pun tak akan jauh dari smartphone yang lagi tren di era milennial ini.
Jingga (26), seorang perempuan panggilan atau pekerja seks komersial (PSK) yang tinggal di sebuah kelurahan di Kota Manado mengaku menggunakan aplikasi BeeTalk untuk komunikasi dengan ‘pelanggan’.
Baru setengah tahun ia menggunakan aplikasi ini. Diakuinya lebih terbiasa dan mudah mendapatkan ‘pelanggan’. "Saya mengetahui caranya menggunakan BeeTalk dari teman-teman," ujarnya.
Baca: Hilang Saat Menuju RSUP Kariadi Semarang, Perawat Cantik Ini Ditemukan di Surabaya
Selasa (20/2/2018) pukul 12.00 Wita, ia terlebih dahulu menambahkan teman dari aplikasi ini. Ia diajak chat. Tak perlu berlama-lama, sudah ada yang booking. Cewek ini menawarkan tarif Rp 500 ribu sekali booking.
Modus sama dengan rekan-rekannya. Bila ada tamu, dia arahkan ke hotel tempatnya menginap di Kecamatan Malalayang. Di situ sudah lengkap lantai berapa dan nomor kamar. Ia telah bekerja sama dengan petugas hotel. Petugas hotel hanya akan bertanya dari mana. Jawab saja sudah janjian. Setelah itu aman.
Ia mengaku dalam sehari bisa melayani sampai tiga orang tamu. Sekali main tidak sampai setengah jam.
"Hari Minggu saya tidak melayani tamu. Saya luangkan waktu untuk jalan dengan teman, ataupun bersama dua orang anak saya," ujarnya.
Jingga selalu memperhatikan kesehatan. Ia selalu minum susu untuk kondisi. "Kalau sakit tidak. Namun sering merasa lelah. Saya selalu minum susu," ujarnya.
Pelanggan yang ia layani tidak hanya orang Manado. Ada juga tamunya dari Ternate dan beberapa kota lainnya.
Uang ia gunakan untuk membiayai dua anaknya. Untuk makan dan sekolah.
"Saya sudah pernah menikah tapi berpisah dengan suami. Saya memiliki dua orang anak," ujarnya.
Ia hanya menumpang di rumah milik tantenya.
"Dua anak saya tinggal di sana bersama tante saat saya bekerja. Kedua orangtua saya sudah meninggal. Keluarga saya yang lain tidak ada yang tahu pekerjaan ini. Yang mereka tahu saya bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di Manado. Setiap hari jam 7 malam saya pulang ke rumah," cerita dia.