Kamis, 2 Oktober 2025

Waduh, Oknum Polisi di Tulungagung Tewas Kabarnya Gara-Gara Miras

Sebelumnya S juga pernah masuk ke rumah sakit karena minum minuman keras namun saaat itu nyawanya masih tertolong

Editor: Eko Sutriyanto
Net
Ilustrasi mayat 

Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Iskak, dr Kasil Rohmat mengatatakan pasien datang dalam kondisi koma.

Pihaknya fokus dengan upaya penyelamatan, sehingga tidak sempat mencari tahu sebab sakit S.

Saat ditanya apakah S mengalami keracunan metanol (alkohol), Kasil menolak menjawab.

Menurutnya, S sempat menjalani cuci darah.

Baca: Korban Miras Oplosan di Gedongtengen Yogyakarta Ini Harus Cuci Darah

Namun tiba-tiba jantungnya berhenti dan harus dipompa sehingga jantungnya kembali berdetak lalu tidak lama kemudian jantung S kembali berhenti.

“Proses cuci darah sempat dilanjutkan, di tengah cuci darah jantungnya berhenti kemudian meninggal dunia,” terang Kasil.

Ditanya kondisi yang menyebabkan S perlu cuci darah, dr Kasil tidak menjawab dengan alasan rahasia pasien.

Dia hanya menjelaskan, ada indikasi medis yang mengharuskan S cuci darah. “Harapannya darahnya bersih,” ujarnya.

Informasi yang didapat dari internal petugas medis, cuci darah merupakan indikasi gagal ginjal.

Jika S harus cuci darah, maka dipastikan dia tidak terkena serangan jantung.

Cuci darah tujuannya untuk membuang racun dalam darah karena ginjal sudah tidak berfungsi.

Atau racun di dalam darah sudah sangat banyak, sehingga perlu dikeluarkan dengan mesin. Penurunan fungsi ginjal ini yang memicu penumpukan racun, kemudian menyebabkan gagal jantung, pembengkakan paru-paru, gangguan otak, kelainan irama jantung sampai kematian.

Kondisi ini yang biasa terjadi pada kasus keracunan metanol. 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved