Pengurus Rumah Ibadah Ngaku Terima Bansos Dibeking Anggota DPRD
Pengerjaan renovasi sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, namun belum kelar lantaran butuh biaya yang besar.
Penulis:
Jefri Susetio
Editor:
Hendra Gunawan
“Kalau kita ada yang mengawal dari anggota DPRD lari bansos. Artinya, tidak bisa menerima bantuan,” ujarnya.
Dia menyampaikan, beberapa tahun lalu, pernah mengurus bansos rumah ibadah, namun tidak keluar. Ia bersama pengurus lainnya kembali membuat proposal setelah mendapat tawaran dari anggota DPRD Sumut dapil Asahan. Tapi, ia menolak sebutkan identitas anggota dewan itu.
Ia berujar, ketika reses, anggota DPRD Sumut janji akan membantu rumah ibadah yang butuh biaya pembangunan renovasi. Lebih lanjut, anggota dewan itu bilang setiap anggota mendapat jatah bantuan untuk mengawal bansos rumah ibadah.
“Uang bansos akan digunakan untuk renovasi lantai maupun dinding biar cantik dinding mau kami ganti pakai keramik. Renovasi sudah dilakukan namun belum kelar juga karena butuh biaya besar,” katanya.
Mariati Siregar, Istri Pendeta yang mengasuh Gereja Kemenangan Iman Indonesia di Jalan Dolok Sanggul yang juga tercantum mendapat bansos pembangunan gereja dari Provinsi seperti yang tercantum di RAPBD Sumut Tahun 2017, mengaku bahwa mereka sudah menerima bansos Rp 100 juta.
"Sudah masuk, tanggal 30 kemarin masuk uangnya. Puji tuhannlah. Kami bisa melakukan pembangunan nanti. Apalagi gereja kami itu kan masih kecil dan ala kadarnya saja, pokoknya kami akan bangun gerejanya sesuai dengan dana yang kami terima," ujarnya di rumah kontrakannya, Kamis (4/1)
Ia bercerita bahwa mereka mendapat bansos tersebut karena dibantu anggota DPRD Sumut bermarga Sihaloho, yang merupakan pemilik rumah yang mereka tempati saat ini di Desa Sigalinging. "Kami udah sering ngajukan, cuma yah gak dapat-dapat. Baru kami minta tolong sama anggota DPRD, pak Sihalo, barulah ini dapat," ujarnya.
Dia pun bercerita bahwa sejak dulu mereka sudah sering mengajukan proposal untuk mendapat dana bansos dari pemerintah untuk membangun gereja yang mereka asuh, namun baru kali ini mereka berhasil mendapatkannya, padahal setiap kali mereka mengurus dana bansos mereka harus mengeluarkan kocek kepada yang mengurusnya.
"Adalah sedikit-sedikit kami berikan untuk mengurusnya," ujarnya.
Amatan Harian Tribun Medan, gereja GKII tersebut sudah dibangun dengan beton, luasnya tidak begitu besar, dan mempunya pekarangan di depan, belakang dan samping gereja. Pihak gereja pun berencana membesarkan gereja ini, karena umat mereka yang semakin banyak.
"Dari awal kami bangun sama-sama gereja ini. Tahulah kalau karismatik bagaimana. Kami tidak mendapat gaji. Kami hidup dari jemaat. Jemaat kami tidak banyak, tapi sekarang sudah bertambah. Kami memenuhi kehidupan kami sebagai tambahan dengan bertanilah," ujarnya.