Pengurus Rumah Ibadah Ngaku Terima Bansos Dibeking Anggota DPRD
Pengerjaan renovasi sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, namun belum kelar lantaran butuh biaya yang besar.
Penulis:
Jefri Susetio
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pengurus rumah ibadah yang mengantre untuk verifikasi berkas di Biro Sosial dan Kesejahteraan, Gedung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merasa bersyukur menerima bantuan sosial (bansos). Pada umumnya, mereka berikan proposal kepada anggota DPRD.
Seorang pengurus gereja yang menolak identitasnya dipublikasi (P Pasaribu), mengatakan, pengurus Gereja Santo Selikus, Perdagangan, Simalungun sudah empat kali mengajukan proposal bantuan sosial (bansos). Tapi selalu gagal tanpa diberikan alasan yang jelas.
Baca: Kasus Bocah Kecanduan Seks Bukan Pada YK Saja, Bocah Lain Bahkan Lebih Parah
“Saya tidak sendiri, beberapa kawan sudah di dalam, dan kami juga dibantu oleh anggota DPRD Simalungun Lindung Samosir. Bahkan, Pak Lindung yang masih di dalam bantu mengurus berkas,” ujarnya saat ditemui mengantre di Gedung Pemprov Sumut, beberapa hari lalu.
Selain itu, kata dia, Lindung Samosir yang membantu pengurus gereja membuat proposal, sekaligus mengajukan proposal. Selanjutnya, melakukan lobi-lobi alias berjuang supaya gereja bisa memperoleh bansos rumah ibadah.
Menurutnya, gereja sedang membutuhkan bantuan untuk perbaikan kamar mandi, serta renovasi bagian depan. Pengerjaan renovasi sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu, namun belum kelar lantaran butuh biaya yang besar.
Ia menceritakan, Lindung bukan tinggal di seputaran gereja, namun punya perhatian kepada rumah ibadah. Sehingga, berulangkali memberikan bantuan supaya gereja dan pernah membawa Bupati Simalungun JR Saragih mendatangi gereja mereka.
“Repot kali mengurus bansos ini, bolak-balik, jadi bersyukur kali Pak Lindung Samosir bantu, baik sekali. Terkadang dia suka menyumbang di gereja. Bapak itu bukan tinggal di kampung kami,” katanya.
Dia bersama ratusan pengurus rumah ibadah, terlihat duduk di sofa yang disediakan Pemerintah Provinsi Sumut. Bahkan, tidak sedikit pengurus masjid, gereja maupun tempat ibadah lainnya duduk di lantai. Beberapa di antara mendengkur di pojok.
Ratusan pengurus rumah ibadah yang berasal dari 33 kabupaten/kota di Sumut memadati lantai-3 Gedung Pemprov Sumut sejak pagi. Mereka pada umumnya, kelelahan karena berangkat tengah malam dari kota asal. Adapula di antaranya mereka berhari-hari menempuh perjalanan darat.
“Saya berangkat tadi pagi, kejebak macet pula di Tanjungmorawa sehingga tiba di sini agak siang, antrean panjang. Makanya, sampai sore belum siap-siap. Semoga karena ada anggota dewan agak cepat diurus,” ujarnya perempuan paruh baya ini.
Ia menuturkan, hampir semua pengurus gereja sangat gembira lantaran kabar yang beredar menerima Rp 54 juta. Apalagi, tidak banyak gereja di kawasan Perdagangan, Simalungun yang terima bantuan serupa dan mereka perdana mendapat bansos.
“Saya enggak tahu apakah bersih (tidak dipotong) atau pun enggak, namun ada ucapkan terima kasih kepada yang bantu mengurus,” katanya.
Sedangkan, pengurus gereja berasal dari Kabupaten Asahan, Manurung menyatakan, pada umumnya pengurus rumah ibadah dibantu oleh anggota DPRD Sumut. Biasanya, proposal diberikan kepada anggota DPRD dan staf dewan yang mengurus ke Pemprov Sumut.
“Kalau kita ada yang mengawal dari anggota DPRD lari bansos. Artinya, tidak bisa menerima bantuan,” ujarnya.
Dia menyampaikan, beberapa tahun lalu, pernah mengurus bansos rumah ibadah, namun tidak keluar. Ia bersama pengurus lainnya kembali membuat proposal setelah mendapat tawaran dari anggota DPRD Sumut dapil Asahan. Tapi, ia menolak sebutkan identitas anggota dewan itu.
Ia berujar, ketika reses, anggota DPRD Sumut janji akan membantu rumah ibadah yang butuh biaya pembangunan renovasi. Lebih lanjut, anggota dewan itu bilang setiap anggota mendapat jatah bantuan untuk mengawal bansos rumah ibadah.
“Uang bansos akan digunakan untuk renovasi lantai maupun dinding biar cantik dinding mau kami ganti pakai keramik. Renovasi sudah dilakukan namun belum kelar juga karena butuh biaya besar,” katanya.
Mariati Siregar, Istri Pendeta yang mengasuh Gereja Kemenangan Iman Indonesia di Jalan Dolok Sanggul yang juga tercantum mendapat bansos pembangunan gereja dari Provinsi seperti yang tercantum di RAPBD Sumut Tahun 2017, mengaku bahwa mereka sudah menerima bansos Rp 100 juta.
"Sudah masuk, tanggal 30 kemarin masuk uangnya. Puji tuhannlah. Kami bisa melakukan pembangunan nanti. Apalagi gereja kami itu kan masih kecil dan ala kadarnya saja, pokoknya kami akan bangun gerejanya sesuai dengan dana yang kami terima," ujarnya di rumah kontrakannya, Kamis (4/1)
Ia bercerita bahwa mereka mendapat bansos tersebut karena dibantu anggota DPRD Sumut bermarga Sihaloho, yang merupakan pemilik rumah yang mereka tempati saat ini di Desa Sigalinging. "Kami udah sering ngajukan, cuma yah gak dapat-dapat. Baru kami minta tolong sama anggota DPRD, pak Sihalo, barulah ini dapat," ujarnya.
Dia pun bercerita bahwa sejak dulu mereka sudah sering mengajukan proposal untuk mendapat dana bansos dari pemerintah untuk membangun gereja yang mereka asuh, namun baru kali ini mereka berhasil mendapatkannya, padahal setiap kali mereka mengurus dana bansos mereka harus mengeluarkan kocek kepada yang mengurusnya.
"Adalah sedikit-sedikit kami berikan untuk mengurusnya," ujarnya.
Amatan Harian Tribun Medan, gereja GKII tersebut sudah dibangun dengan beton, luasnya tidak begitu besar, dan mempunya pekarangan di depan, belakang dan samping gereja. Pihak gereja pun berencana membesarkan gereja ini, karena umat mereka yang semakin banyak.
"Dari awal kami bangun sama-sama gereja ini. Tahulah kalau karismatik bagaimana. Kami tidak mendapat gaji. Kami hidup dari jemaat. Jemaat kami tidak banyak, tapi sekarang sudah bertambah. Kami memenuhi kehidupan kami sebagai tambahan dengan bertanilah," ujarnya.