Jumat, 3 Oktober 2025

Erupsi Gunung Agung

Penutupan Bandara Ngurah Rai dalam Jangka Waktu Lama Dikhawatirkan Memicu PHK Massal

Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung memberi dampak besar bagi usaha pariwisata Bali.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Gunung Agung dilihat dari Abang, Karangasem, Kamis (30/11/2017). TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

Ia khawatir kalau terus-menerus terjadi erupsi Gunung Agung dan Bandara Ngurah Rai harus ditutup demi keselamatan penerbangan dari abu vulkanik, maka hotel akan tutup, restoran tutup dan PHK bakal terjadi.

"Atau paling tidak, karyawan akan dirumahkan. Saya tentu harapkan tidak ada PHK, cukup kurangi jam kerja saja. Tapi, kita harus bijaksana menyikapi hal seperti ini," jelasnya.

Kepala Disparda Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta, Rabu (29/11/2017) mengatakan, dampak penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah signifikan terhadap pariwisata Ubud.

Kata dia, pada November-Desember 2016, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Ubud sebanyak 122 ribu jiwa.

Sementara November ini hanya 33 ribu jiwa dan booking kamar hotel maupun homestay Desember 2017 hanya 1.125 jiwa.

Padahal di bulan normal, jumlah booking kamar pada Desember rata-rata 2.300 orang per hari.

"Penutupan airport sudah sangat terasa dampaknya, dan di luar dugaan. Penurunan jumlah kunjungan ke Ubud yang menjadi ruh pariwisata Gianyar sudah sampai 70 persen. Sejatinya kondisi ini bukan karena wisatawan takut ke Baili," kata dia.

Baca: Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir

"Malahan informasi yang saya dapat, banyak yang ingin ke Bali. Tapi karena akses masuk ke Bali (bandara) ditutup, mereka jadi tidak bisa ke sini. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada tingkat hunian, tetapi juga kunjungan ke restoran. Sekarang, pelanggan restoran tidak lebih dari 10 orang," tandasnya.

Potensi PHK Massal
Menurut Gung Ari, apabila kondisi ini berlangsung hingga jangka waktu dua bulan ke depan, pihaknya memprediksi akan banyak hotel, homestay, restoran yang gulung tikar.

Pada gilirannya, ini akan mematikan perekonomian di bidang jasa seperti transportasi, rafting, cycling, spa dan lainnya yang mengandalkan wisatawan.

Akibat lanjutannya, akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) skala besar, yang berujung pada krisis ekonomi.

Sebab, saat ini sektor pariwisata Ubud menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang.

"Penutupan bandara berlangsung selama dua bulan saja, pariwisata Ubud bisa kolaps," tandasnya.

Ia melanjutkan, kehancuran tidak hanya terjadi di sektor pariwisata.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved