Sabtu, 4 Oktober 2025

Wow, di Banyuwangi Ada Restoran Khusus Fakir Miskin, Sempat Dicurigai Aparat Karena Gratis

Basuni (75), warga Warung Kupat, Kelurahan Gombeng, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, menikmati seporsi gule dan sate di hadapannya.

Editor: Sugiyarto
kompas.com

Setiap bulan mereka juga mendapatkan uang sembako yang jumlahnya berbeda antara yang fakir dan miskin.

Awalnya, menurut Isam mereka mendapatkan sembilan bahan pokok, tetapi  dengan berjalannya waktu, sembako diganti dengan uang.

"Jadi mereka sendiri yang membeli kebutuhan dengan uang yang diberikan," kata Isam.

Jika ada pemilik kartu yang meninggal dunia, orang itu akan digantikan orang lain yang juga membutuhkan. Rata-rata mereka sudah berusia tua atau keluarga miskin.

Haji Isyam dan istrinya yang langsung melayani pengunjung restorannya.

Setiap Jumat, mereka harus merogoh kocek paling sedikit satu juta rupiah untuk berbelanja kebutuhan restoran.

Mereka menekankan bahwa bahan makanan yang dipilih adalah yang terbaik mulai dari daging sapi, ayam, ikan laut, dan buah-buahan segar.

Hal itu harus dilakukan karena dia meyakini, untuk bersedekah harus memberikan yang terbaik dari yang dimilikinya.

Pada saat pertama kali membuka restoran tersebut, Isam memasak 12 kilogram beras tetapi ternyata berlebih sehingga banyak yang tersisa. Saat ini mereka hanya memasak 7 kilogram beras setiap Jumat.

Lauk yang disediakan akan disesuaikan. Ia sendiri dan istri telah menyusun menu berbeda setiap pekan agar para pengunjung tidak bosan.

 "Jika minggu ini daging, minggu depan ayam kampung, minggu depannya lagi ikan laut. Kami  ubah-ubah. Untuk buah buahan kami sesuaikan dengan musim," kata dia.

Isam mengaku heran dengan jumlah beras yang disediakan. Untuk acara selamatan 100 orang, biasanya mereka menyediakan sampai 25 kilogram beras tapi untuk restorannya hanya 7 kilogram.

"Mungkin ini yang namanya berkah ya. 7 kilo beras itu kok ya banyak. Sudah 120 orang makan di sini, warga sekitar yang lewat juga ikut makan tapi beras dan lauk lebih dari cukup. Nggak pernah kami kekurangan," tutur dia.

Selain para fakir miskin, sekali sebulan dia juga mengundang anak yatim piatu di daerah sekitar yang berjumlah 37 anak untuk makan bersama dan mendapatkan uang sedekah.

Ia juga menggelar buka puasa sebanyak 8 kali pada bulan puasa. Yang hadir hampir 900 orang setiap kegiatan.

Isam mengaku, hal yang ia lakukan selama dua tahun terakhir tidak lepas dari sorotan aparat sekitar. Dia sempat dimintai keterangan oleh perangkat desa karena dicurigai.

"Sempat ditanya-tanya. Polisi ke sini, tentara ke sini tapi saya jelaskan semua bahwa niat saya hanya sedekah, tidak ada niat apa-apa lagi," ungkapnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved