Kamis, 2 Oktober 2025

Cak Imin: Aswaja Sabuk Spiritual Satukan Bangsa

Dengan semangat inna sholati wa nusuki, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar, penuh semngat, dan menjadi bangsa yang maju.

Editor: Rachmat Hidayat
ISTIMEWA
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang juga inisiator Nusantara Mengaji saat menghadiri khataman Alquran bersama ribuan warga Kabupaten Pekalongan, tokoh masyarakat, dan para santri di Alun-Alun di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (18/11/2017). 

TRIBUNNEWS.COM,PEKALONGAN-Dengan semangat inna sholati wa nusuki, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar, penuh semngat, dan menjadi bangsa yang maju.

Begitu kata Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang juga inisiator Nusantara Mengaji saat menghadiri khataman Alquran bersama ribuan warga Kabupaten Pekalongan, tokoh masyarakat, dan para santri di Alun-Alun di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (18/11/2017).

Politisi yang kerap disapa Cak Imin ini
menegaskan gerakan Nusantara Mengaji dan mentradisikan semaan dan kajian Alquran di berbagai daerah bertujuan untuk menguatkan bangsa dan negara.

Cak Imin mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya warga Pekalongan untuk istiqomah memegang teguh Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) agar rajut tali persatuan dan kesatuan bangsa dapat terjaga dengan baik.

"Insya Allah jika kita masih berpegang pada Islam Aswaja maka kita akan tetap bersatu, tidak seperti negara-negara lain yang banyak terpecah seperti Rusia, Balkan dan lainnya," kata Cak Imin di lokasi acara.

Dijelaskan Cak Imin, Aswaja adalah sabuk spiritual yang manyatukan spirit dan semangat bangsa agar tidak mudah terpecah oleh adu domba kelompok ekstrim dari pihak lain.

Di sinilah, Cak Imin menegaskan,NU memiliki peran. Menurut Cak Imin, NU sejak didirikan telah mengikat bangsa ini dengan sabuk Aswaja sehingga tetap dalam semangat religius yang makin menggelora.

"Di antara ghirah keagamaan saat ini ada yang menumpang ditarik-tarik untuk menjadi jihadis di negara-negara lain baik ke Thailand, Filipina dan Suriah. Hal itu menujukkan mereka belum paham makna sesungguhnya mencapai surga," tegas Cak Imin.

Berbeda halnya dengan cara NU merajut tali persatuan bangsa dengan Aswajanya. Dikatakan Cak Imin, NU tidak pernah memberikan iming-iming kepada siapapun menjadi "pengantin surga" seperti yang kerap digaungkan kelompok radikal.

"Mendambakan pengantin surga itu keliru, mereka enggak yakin akan Islam seperti yang kita yakini Aswaja NU. Kalau kita ikut NU, para kiai, insya Allah kita akan selamat di dunia dan akhirat," Cak Imin menegaskan kembali.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved