Kisah Puluhan Warga Demak Seminggu Disandera di Mimika, Sehari Hanya Makan Sekali Nasi Tanpa Lauk
salah seorang warga Desa Kedondong, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak, ingin segera kembali ke kampung halamannya di Kota Wali.
"Namun ada (warga) yang bisa menyembunyikan alat komunikasi ini," katanya.
Sementara itu, Selasa (12/11) kemarin, Kepala Desa Kedondong, Sistianto mengatakan, sudah tidak ada komunikasi lagi dengan warganya yang menjadi korban penyanderaan. Komunikasi terakhir, kata dia, terjadi pada pekan lalu.
"Tidak ada kontak lagi saat ini, kami berharap mereka dalam keadaan baik-baik saja karena setiap harinya mereka di-sweeping (oleh penyandera). Mungkin alat komunikasi mereka sudah disita oleh sekelompok bersenjata itu," kata Sistianto.
Sementara itu, Bupati Demak, M Natsir, mengaku belum tahu mengenai 34 warganya yang menjadi korban penyanderaan di Papua.
"Kami memang belum mengetahui pasti, baik data dan faktanya, karena memang belum ada laporan ke pihak kami," ujar Natsir, Senin (13/11).
Namun dia menyatakan, tidak akan tinggal diam atas nasib warganya di tanah perantauan itu.
"Pastinya kami segera mungkin akan laporkan ke Presiden, dan meminta beliau untuk membantu kami, untuk menyelamatkan warga kami, jika memang mereka menjadi korban penyanderaan kelompok bersenjata di Mimika, Papua, tepatnya di lahan dekat PT Freeport," katanya. (tribunjateng/cetak/hei)