Sabtu, 4 Oktober 2025

Wow, Aksi Para Barista Cilik Ikut Meriahkan Tradisi Minum Kopi Suku Using Banyuwangi

Tradisi kearifan lokal minum kopi suku Using, di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, diangkat dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu

Editor: Sugiyarto
Istimewa/Surya
Ngopi Sepuluh Ewu, di Desa Kemiren Banyuwangi. Terdapat barista cilik yang terampil mengolah kopi. 

Air panasnya sendiri, disiapkan oleh Muhammad Ridlo Fadil Banan (10), barista cilik lainnya.

"Suhu airnya harus 92 derajat," terang Fadil, bocah yang masih kelas 4 SDN 1 Mojopanggung, Giri itu, seraya menunjukkan suhu air pada papan temperatur di kompor elektroniknya.

Bagi mereka, menyajikan kopi yang baik dan benar bukanlah perkara mudah. Ada takaran dan teknik tertentu untuk bisa menghasilkan secangkir kopi yang nikmat.

Ketiga barista cilik tersebut, merupakan binaan dari master kopi dunia asal Banyuwangi, Setiawan Subekti. Mereka dikenalkan dan dilatih tentang bagaimana membuat kopi yang benar.

"Lebih dari 7 kali pertemuan untuk bisa mengajarkan mereka cara membuat kopi," tutur pemilik Sanggar Genjah Arum itu.

Iwan pun memuturkan bagaimana dia mengajari anak-anak ini. Awalnya mereka diberi kebebasan bermain dengan kopi dan berbagai peralatannya. Setelah timbul ketertarikan, mulai diajarkan materi.

Mulai dari yang dasar, seperti takaran kopi dan air, perbandingannya hingga teknik menuang airnya.

"Untuk menghasilkan cita rasa kopi yang baik memang semuanya memiliki pengaruh. Tidak bisa sembarangan. Itu yang saya ajarkan dengan cara bermain-main.Jika sejak dini sudah belajar dan lagi sudah menyenanginya, bukan tidak mungkin untuk bisa menjadi barista profesional yang handal " ceritanya. (haorrahman)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved