Sudah 38 KK Pakai Biogas Limbah Kotoran Sapi di Desa Sidorejo
Sudah 38 kepala keluarga di Desa Sidorejo, Karangawen, Kabupaten Demak, memperoleh biogas hasil memanfaatkan limbah kotoran sapi.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Sudah 38 kepala keluarga di Desa Sidorejo, Karangawen, Kabupaten Demak, memperoleh biogas hasil memanfaatkan limbah kotoran sapi.
Kaswi, warga Desa Sidorejo, setahun ini memanfaatkan kotoran sapi di belakang rumahnya untuk biogas. Selain untuk memasak, energi itu bisa menghasilkan listrik untuk kebutuhan rumah tangga.
"Kurang lebih selama setahun ini saya tak lagi membeli elpiji tiga kilogram karena memanfaatkan biogas dari kotoran sapiuntuk memasak," kata Kaswi saat berdialog dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Demak, Rabu (18/10/2017).
Ganjar mengaku takjub usai meninjau pengembangan reaktor biogas kandang sapi di rumah Kaswi.
Dahulu, setiap bulannya, kaswi sedikitnya membeli dua tabung gas. Ia sempat khawatir jika memasak dengan biogas hasil olahan limbah kotoran sapi akan menimbulkan bau, namun tidak terbukti.
"Buat masak tidak bau kok," ia menegaskan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan energi, ampas sisa kotoran bisa digunakan untuk pupuk kompos sehingga bisa menambah pendapatannya.
Sebab sisa kotoran sapi yang belum bisa diolah menjadi biogas per hari mencapai empat ton, mengingat kapasitas digesternya hanya delapan kubik.
9 Reaktor
Darsono, inisiator reaktor biogas menjelaskan di desanya ada sembilan reaktor biogas. Seluruh reaktor tersebut sudah dimanfaatkan oleh 38 kepala keluarga.
Meski sudah 38 KK yang memanfaatkan biogas, Darsono masih ingin mengembangkannya. Apalagi, sudah ada tawaran dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jateng. Sayangnya, untuk menanamkan pemahaman mengenai manfaat biogas masih dirasa sulit.
“Mengubah mindset warga Sidorejo itu sulit. Awal kita memberikan wawasan biogas, untuk menggunakan sulit. Katanya bau, padahal kan tidak,” ujarnya.
Bupati Demak Mundjirin mengatakan, banyak orang mengelola sampah justru bisa sukses dan naik haji. Maka sampah ketika dibuang sembarangan akan jadi masalah, sementara ketika dikelola dengan baik akan jadi berkah.
"Sama juga dengan kotoran ini kalau dibuang saja jadi masalah untuk lingkungan, tapi kalau dikemas dan dimanfaatkan dengan baik bisa jadi gas," kata Mundjirin.
Gubernur Ganjar Pranowo mengungkapkan, memberikan pemahaman kepada masyarakat memang tidak mudah, apalagi kalau hanya dengan ceramah.
“Jangan diceramahi, pasti tidak mau. Caranya, disuruh nonton kemudian dikasih contohnya. Kalau sudah melihat sendiri hasilnya pasti akan tertarik," kata dia.
Ia menyarankan, sembilan reaktor biogas yang kini ada bisa diceritakan terus menerus melalui media sosial. Sehingga membuat orang penasaran dan ingin datang untuk melihat langsung.
“Itu juga bisa jadi alternatif tambahan penghasilan,” jelasnya.
Ganjar menambahkan, hasil nyata yang diperoleh masyarakat dari pengolahan biogas, terutama untuk mengurangi kemiskinan, nantinya bisa didorong pemerintah untuk diprogramkan secara rutin.