Ketika Para Pedagang Asongan dan Kru Bus Terminal Kota Tegal Membuka Jendela Dunia
Karena terletak di dalam terminal, tempat ini menjadi obat manjur penghilang kebosanan
"Mereka punya semangat, keinginan untuk membaca. Namun, tidak terfasilitasi dengan baik. Kini, mereka bisa mencari nafkah sambil baca buku di terminal ini," kata Yusqon.
Sebelum gerakan literasi digencarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru- baru ini, TBM Sakila Kerti sudah lebih dulu berdiri.
Tepatnya pada September 2011 Yusqon yang merupakan seorang pendidik dengan gelar doktor bersama istrinya, Sismiyati itu mendirikan TBM Publik Sakila Kerti.
"Awalnya, ada sekitar tiga ribuan buku koleksi pribadi saya yang disiapkan di TBM. Sekarang, koleksi terus bertambah hingga puluhan ribu buku," ucapnya.
Buku itu merupakan hasil sumbangan dari beberapa pihak, semisal dari CSR perusahaan swasta, kemudian BUMN, dan dari pemerintah serta DPRD Kota Tegal.
Sejumlah penghargaan pun telah diraih TBM ini dua paling bergengsi yakni juara nasional pada 2012 dari Menteri Pendidikan Muhammad Nuh katergori TBM Kreatif dan Rekreatif.
Kemudian, pada 2017, mendapatkan penghargaan kategori karya nyata pendidikan masyarakat dari Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy.
"Jadi, dua orang dalam satu rumah, suami dan istri mendapatkan penghargaan dari menteri di bidang pemberdayaan masyarakat. Ini di luar dugaan," ujarnya terkekeh.(*)