Sabtu, 4 Oktober 2025

Fakta-Fakta Seputar Penusukan Ketua DPRD Kolaka Utara Oleh Istrinya Sendiri

saking cemburunya, ternyata sebelum berangkat haji sang istri sempat minta cerai kepada korban.

Kompas.com/KIKI ANDI PATI
Suasana Duka di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolaka, Rabu (18/10/2017). 

TribunWow.com/Bima Sandria

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Pasalnya, Musakkir Sarira, Ketua DPRD Kolaka Utara meninggal dunia pada Rabu (18/10/2017) sekitar pukul 11.00 Wita.

Musakkir Sakira merupakan Ketua DPRD daripada fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Almarhum dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka tusuk di perut sebelah kanannya.

Keluarga melarikannya ke RSUD Kolaka Utara pada Selasa (17/10/2017) malam.

Setelah dinyatakan meninggal, jenzah Musakkir dibawa ke RSUD Jafar Harun Kolaka Utara untuk menjalani visum.

Selain fakta di atas masih ada beberapa fakta lain yang menggambarkan peristiwa ini.

TribunWow.com, berhasil mengumpulkan berbagai fakta kejadian ini dari berbagai sumber yang terpercaya.

Berikut fakta selengkapnya.

1. Kronolgi Kejadian

Salah satu kerabat dari korban yang tidak mau disebutkan namanya mengungkap jika sebelum penikaman korban dan tersangka sempat terlibat cekcok.

"Pas Pak Ketua mau keluar dari kamar mandi, tiba-tiba istrinya datang menusukkan pisau di perutnya Pak Ketua. Almarhum masih sadar dan istrinya bawa masuk dalam kamar dibaringkan di ranjangnya, dokter dari RSUD Jafar Harun dikontak untuk memeriksa dan disuruh bawa ke rumah sakit untuk ditangani medis," tuturnya, dikutip dari Kompas.com

Setelah ditemukan dalam keadaan berlumuran darah, pihak keluarga langsung membawa Musakkir ke RSUD Kolaka Utara pada Selasa (17/10/2017) malam, untuk menjalani perawatan.

Dilansir dari Kompas.com, Sebelum dilarikan ke rumah sakit, keluarga menemukan Musakkir di kamar mandi rumah dinasnya.

Hanya bisa bertahan satu malam, Musakkir akhirnya mengehembuskan nafas terakhirnya di RSUD Kolaka, Rabu (18/10/2017) sekitar pukul 11.00 Wita.

2. Penetapan Tersangka

Setelah dinyatakan meninggal, jenazah langsung menjalani visum di RSUD Jafar Harum Kolaka Utara.

Dilansir dari Kompas.com, sebelum melakukan pemeriksaan pihak polisi sudah bisa memastikan jika korban meninggal karena ditusuk menggunakan senjata tajam.

"Ada luka tusuk benda tajam di perut korban. Sementara kalau kita lihat dari fisik korban luka tusuk benda tajam," ujar Kapolres Kolaka Utara AKBP Bambang Satriawan, dikonfirmasi lewat telepon.

Disamping jenazah melakukan proses visum, polisi memeriksa beberapa orang terdekat korban.

Polisi memeriksan empat orang saksi, yang merupakan orang terdekat korban.

"Yang kita periksa ini adalah orang-orang terdekat korban dan orang-orang yang ada di sekitar rumah korban," tuturnya.

Setelah melakukan pemeriksaan, akhirnya polisi sudah menetapkan siapa tersangka penusukan ini.

Polisi mentapkan istri korban menjadi tersangka pembunuhan ini.

AE, mengakui jika ia telah menusuk suaminya sendiri dan membuat suaminya meninggal dunia.

"Tersangka benar istri sah korban dari fakta yang kita dapatkan, sedang kita dalami terkait dengan motifnya kenapa dia melakukan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal. Sementara ini dia sudah mengaku kalau dia yang melakukan penganiayaan itu," ungkap Bambang saat dikonfirmasi via telepon Kamis (19/10/2017), dikutip dari Kompas.com.

3. Temuan Barang Bukti

AE, istri korban terbukti menjadi tersangka pembunuhan Ketua DPRD Tolikar Utara ini.

Saat diperiksa, ia mengaku sendiri jika dirinya telah menusuk suaminya.

Dilansir dari Kompas.com, selain penetapan tersangka, polisi juga berhasil mengamankan brang bukti yang digunakan tersangka untuk menusuk korban.

"Barang bukti yang berhasil kita sita itu benda yang digunakan berupa pisau, baju yang berlumuran darah, dan gunting yang ada darah di TKP," katanya.

4. Motif Pembunuhan

Setelah mengaku sebagai pelaku yang menusuk perut Ketua DPRD Tolika Utara tersebut, AE (27) masih belum bisa dimintai keterangan karena syok.

Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris DPD I PDI-P Sultra, Litanto mendapatkan beberapa keterangan dari keluarga korban.

Ia mengatakan jika memang keduanya sering terlibat cekcok.

"Memang suka cemburu buta istrinya. Almarhum terima telepon selalu dicurigai dengan perempuan lain. Peristiwa ini sangat saya sesalkan," tuturnya dihubungi via telpon, Kamis (19/10/2017).

Sebelum kejadian naas ini, keduanya sempat menjalankan ibadah haji bersama.

Litanto menambahkan, saking cemburunya, ternyata sebelum berangkat haji sang istri sempat minta cerai kepada korban.

Lantaran mempertimbangkan anaknya, korban menolaknya.

Saudara dari korban yang tak mau disebutkan namanya pun juga membenarkan hal yang disampaikan oleh Litanto.

Bahkan istrinya tak segan-segan untuk bersikap kasar kepada korban.

5. Hasil Otopsi

Setelah dinyatakan meninggal, jenazah di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari untuk melalui proses otopsi.

Dari hasil otopsi tersebut ditemukan luka tusukan selebar 1,9 cm dengan kedalaman 4 cm.

Dilansir dari Kompas.com, korban ditusuk menggunakan pisau dapaur dan mengenai hati korban, menyebakan Ketua DPRD fraksi PDIP ini meninggal.

"Otopsi sudah dilakukan mulai pukul 03.30 dan selesai pukul 06.00 Wita, hasilnya bahwa matinya korban karena disebabkan tusukan benda tajam yang menyebabkan luka di atas perut atas dan mengenai hati korban," terangnya. (TribunWow.com/Bima Sandria)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved