Erupsi Gunung Agung
Antisipasi Meletusnya Gunung Agung, 300 Bus Siaga di Bandara Ngurah Rai
Sebanyak 300 bus disiagakan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, untuk mengangkut pemakai jasa penerbangan, manakala Gunung Agung meletus.
Kepulan asap sulfatara kembali menyembul dari Gunung Agung, Minggu pagi. Namun kepulan asap yang dikeluarkan tidak terlalu tebal.
I Gede Suantika mengatakan, asap tipis mulai terpantau sejak pukul 06.00.
"Jadi kondisi terakhir pukul 06.00 secara visual terlihat ada kepulan asap tipis mencapai ketinggian 200 meter dari puncak Gunung Agung," katanya.
Pantauan visual Gunung Agung di pos pengamatan di Desa Rendang, pukul 07.00, Gunung Agung terlihat jelas walaupun diselimuti kabut tipis.
Namun pada pukul 11.20, Gunung Agung tidak terlihat karena karena diselimuti awan mendung tebal disertai kabut.
Diliburkan
Ratusan sekolah yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III, II, dan I ditutup sementara pascastatus Gunung Agung naik dari siaga ke awas.
Menurut Kadis Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, sekolah yang ditutup sementara berada di Kecamatan Kubu, Kecamatan Bebandem, Kecamatan Selat, Kecamatan Rendang, dan Kecamatan Karangasem.
Siswa yang mengungsi sementara akan ditampung di sekolah terdekat dengan posko pengungsian.
"Proses belajar mengajar terhambat untuk sementara setelah peningkatan status. Siswa yang mengungsi akan kita tampung untuk sementara di sekolah terdekat," kata Gusti Ngurah Kartika.
Sebagian warga Karangasem ada yang memilih mengungsi ke Pulau Lombok. Penumpang ferry dari Pelabuhan Padang Bai, Kecamatan Manggis, menuju Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB meningkat drastis.
Mardiah (42) warga asal Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem mengaku menyeberang ke lombok untuk mengungsi.
"Hampir ratusan orang mengungsi ke Lombok. Warga yang mengungsi dari Kelurahan Subagan, Desa Bungaya, Kelurahan Karangasem," kata Mardiah saat ditemui di Pelabuhan Padang Bai. (tribunbali/tim)