Saat Gadis-gadis Cantik Terjun ke Pedalaman untuk Mengajar: Rela Kepanasan Hingga Riasan Luntur
Kulit Nadine yang putih kontras dengan anak-anak yang tinggal di kampung perbukitan nan tandus dan kering berjarak sekira 40 km dari Waikabubak
Selama enam bulan, para siswa akan mendapatkan tambahan nutrisi berupa bubur kacang hijau, telur dan susu yang diberikam gratis tiga hari dalam sepekan. Para siswa biasanya juga dibantu peralatan sekolah seperti tas, sepatu dan buku.
Peduli Pendidikan
Rinny Komara yang setiap hari bertugas menjadi pramugari maskapai ternama di Indonesia, mengaku baru tahu ada komunitas 1000 Guru saat sedang menyaksikan pameran mobil di kawasan BSD Tangerang.
Baca: Susu-Telur-Bubur Jadi Cara Ampuh 1000 Guru dan KFC Berantas Buta Huruf Anak-anak di Pedalaman
Rinny menceriterakan bahwa dulu sewaktu masih sekolah SMA,kondisi.ekonomi orangtuanya sangat kekurangan. Itu terjadi lantaran ayahnya sakit keras dan butuh biaya besar untuk berobat.
Hampir saja Rinny putus sekolah karena ketiadaan biaya. Hanya tekad bulat bersekolah yang mengantarnya bisa lulus SMA. Untuk menutupi biaya sekolah, Rinny rela berjualan kue di sekolahannya.
Tak patah semangat, Rinny melanjutkan kuliah di kampus swasta Bandung.
"Pagi hingga sore saya kerja, sore-malam saya kuliah," kisahnya.
Bersyukur, setelah lulus kuliah Rinny diterima menjadi pramugari.

Dan kini, Rinny mencoba berbagi ilmu dan rela ikut mengajar di pedalaman bersama komunitas 1000 Guru.
"Saya ingin menginspirasi dan berbagi dengan sesama yang lain yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan.Apalagi ini di pedalaman yang listrik saja tidak ada dan sekolah di bilik bambu," ujar Rinny.
Dokter Lala juga mengisahkan, ia justru memilih bertugas di daerah-daerah tertinggal. Setelah lulus kuliah, dokter Lala yang besar di Jakarta ini memilih bertugas di Kupang.
Baca: Pesona Negeri di Atas Awan di Mamasa
Selain menjadi dokter, Lala juga aktif di kegiatan gereja. Setiap Rabu dan Minggu, gereja juga melakukan kegiatan sosial. Bersama jemaat lainnya, dokter Lala ikut membersihkan anak-anak miskin dan kemudian mengajar lantaran anak anak itu tak bersekolah.
" Saya biasa mengajar anak anak miskin. Jadi ketika diajak mengajar di pedalaman bersama 1000 Guru, saya sangat tertarik. Dan ternyata kondisinya miris sekali anak- anak di pedalaman ini," ujar dr Lala Akal.
