Jumat, 3 Oktober 2025

Ditinggal Ortu Jadi TKI, Siswi SMP di Pamekasan Diperkosa Saat Tidur Hingga Pendarahan

Malang menimpa Mawar (17), bukan nama sebenarnya. Warga sebuah desa di Kecamatan Pegantenan, Pamekasan ini menjadi korban perkosaan GF (23)

Editor: Sugiyarto
surabaya.tribunnews.com/Muchsin
Korban pemerkosaan di Pamekasan Madura saat melapor ke Polres Pamekasan, Selasa (29/8/2017). Pelajar SMP yang lama ditinggal orangtuanya menjadi TKI itu diperkosa seorang pria hingga mengalami pendarahan hebat. 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Malang menimpa Mawar (17), bukan nama sebenarnya.

Warga sebuah desa di Kecamatan Pegantenan, Pamekasan ini menjadi korban perkosaan GF (23),  warga Desa Bulangan Branta, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, Senin (29/8/2017) malam.

Akibat kejadian itu, korban yang masih duduk di bangku kelas III di sebuah SMP di Pamekasan, mengalami pendarahan.

Sementara GF yang sudah punya anak istri, setelah memperkosa korban melarikan diri dan kini masih dalam pengejaran petugas.

Karena tidak diterima korban diperlakukan seperti itu, korban diantar pamannya, Hasyim (27), warga Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, melaporkan kasus yang menimpa dirinya ke Polres Pamekasan, Selasa (29/8/2017).

Baca: Inilah Pejabat Kota Tegal yang Ditangkap Bersama Wali Kota Siti Masitha Soeparno

Saat melapor ke polres, korban juga didampingi seorang kerabatnya yang juga menjadi saksi. 

Korban terlihat masih traumatik dan syok atas peristiwa itu. Sebab ketika turun dari mobil, korban tidak bisa berjalan, mengaku selangkangannya yang menetes darah itu kesakitan, sehingga korban terpaksa dibopong.

Ditemui usai melapor ke polres, Hasyim mengatakan, sebelum kejadian korban yang selama ini tinggal bersama saudaranya, karena ayah ibunya sejak tiga tahun lalu menjadi TKI di Malaysia, sore harinya dijemput seorang kerabatnya untuk diajak ke rumahnya di Desa Bulangan Barat, Kecamatan Pegantenan, untuk rujakan.

Baca: Berusia 104 Tahun, Mariah Margani Muhammad Sandang Jemaah Haji Tertua di Indonesia

Selepas magrib, setelah makan rujak, korban pamit pulang ke kerabatnya tersebut dengan berjalan kaki sekitar 2 km. 

Takut terjadi sesuatu, kerabatnya itu melarang dan menyarankan untuk menginap saja di rumah tersebut.

Kebtulan, kerabatnya itu memang hanya tinggal dengan kedua orangtua serta anaknya. Sementara suaminya, menjadi TKI ke Malaysia. 

Tidak berselang berapa lama, korban mendapat panggilan telepon dari nomor tak dikenal dan mengaku bernama Fian, menanyakan dirinya berada di mana.

Tanpa curiga korban menjawab, jika saat itu dirinya berada di rumah kerabatnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved