Terungkap, Suami Korban Ternyata Kenal Lelaki yang Membunuh dan Menyelingkuhi Istrinya
Suasana duka menyelimuti rumah orangtua mendiang Dewi Astuti (27) di Jalan Saptamarga III No 43 RT 5 RW 9, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rahdyan Trijoko Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Suasana duka menyelimuti rumah orangtua mendiang Dewi Astuti (27) di Jalan Saptamarga III No 43 RT 5 RW 9, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Dewi adalah korban pembunuhan yang jasadnya dibuang pelaku bernama Erwin Yogo Cahyono di Jalan Pawiyatan Luhur 1, Kelurahan Bendanngisor, Kecamatan Gajahmungkur.
Dia memang tinggal bersama suami dan anak di rumah orangtuanya.
Saudara dan kerabat korban pun terus berdatangan ke rumah duka.
Suami korban, Sudarmiyanto (32), terus memeluk anak perempuannya.
Matanya berkaca-kaca ketika menyambut Tribunjateng.com.
Baca: Dilaporkan Aniaya Istri, Pria Ini Pura-pura Pingsan Saat Ditangkap Polisi
Dia masih belum percaya atas kepergian sang istri.
Keduanya menikah pada 2008 silam.
Mereka sudah dikaruniai dua anak.
Anak pertama duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Si bungsu murid TK kecil.
"Selama menikah, saya memang tinggal di rumah orangtua Dewi di sini. Selama ini, Dewi kerja di Luwes Ungaran. Saya bekerja di Bank Standart Chartered," tuturnya, Rabu (16/8/2017) sore.
Sudarmiyanto mengaku belum lama mengenal Erwin Yogo.
Baca: Dalam sehari 32 tersangka pengedar narkoba ditembak mati polisi Filipina
Dia mendengar dari Dewi bahwa Erwin merupakan teman yang membantu ketika mertuanya opname di rumah sakit.
Namun, Sudarmiyanto tak tahu seberapa jauh kedekatan istrinya dengan pelaku.
"Selama mengenal Erwin, istri selalu tertutup kepada saya. Waktu itu memang ada kesulitan ekonomi karena mertua saya sakit. Istri saya sempat meminjam uang kepada Erwin," paparnya.
Sebenarnya Sudarmiyanto pernah menaruh curiga atas hubungan istri dan pelaku.
Dia pernah mengetahui perbuatan Dewi yang tak baik selama akrab dengan Erwin.
Selanjutnya Erwin datang ke rumah untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Saya kira sudah tak ada apa-apa lagi setelah saya ribut sama istri saya. Setelah itu (mereka) tak pernah bertemu lagi."
"Istriku bilang sudah hilang kontak. Saya percaya saja. Saya tidak tahu kalau kejadiannya begini," keluhnya.
Sudarmiyanto tak tahu kelanjutan hubungan istrinya dengan Erwin.
Selama ini dia tak diperbolehkan memegang atau melihat isi ponsel milik Dewi.
"Saya tidak tahu kalau ternyata Dewi jalan lagi dengan Erwin," tutur dia.
Baca: Sopir Taksi Online Curi Tas Pengunjung Hotel Berbintang, Begini Modusnya
Hingga Rabu pagi, Sudarmiyanto belum tahu kalau Dewi sudah meninggal.
Kabar itu baru diketahuinya saat dia melihat bendera kuning di depan gang.
Pada Selasa malam, dia menginap di rumah kakaknya bersama sang anak.
Menjadi kebiasaan Sudarmiyanto, saat bekerja anaknya dititipkan kepada kakaknya.
"Setelah pulang kerja, saya pulang ke rumah kakak saya. Kemudian baru dijemput Dewi. Biasanya begitu. Kemarin tidak dijemput."
"Saya tidak tahu kalau posisinya begitu. Saya lihat bendera kuning di depan gang, langsung bertanya ke mertua. Ternyata istri yang meninggal dibunuh," jelas dia menahan tangis.
Ternyata sang mertua tak diperbolehkan menghubunginya begitu diberi tahu Dewi meninggal.
Sebab, kepolisian curiga pria yang membunuh dan membuang jenazah Dewi adalah Sudarmiyanto.
Padahal malam itu, Sudarmiyanto berada di rumah kakaknya bersama anak.
"Saya juga tak tahu tadi malam ada reserse datang ke sini. Saya semalam tidur di rumah kakak saya, menunggu istri menjemput tidak datang," papar dia.
Dia mendapat kabar dari adik iparnya ada bekas cekikan di leher korban, mulut terluka, dan mata lebam.
Jenazah Dewi telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Jrobang, Jatingaleh, pukul 12.00 WIB.
Baca: Lima Jenis Makanan Ini Bisa Tingkatkan Libido Wanita
"Saya tak melihat jenazahnya di rumah sakit karena tak tega. Sebelum meninggal, Dewi sempat bilang ke temannya bulan September besok akan merayakan ulang tahun anak saya yang kedua," ungkapnya sambil kembali menahan tangis.
Sudarmiyanto tahu Erwin telah ditahan di Mapolrestabes Semarang.
Namun, dia tak mau menyambangi pelaku.
Sebaliknya, tak ada keluarga pelaku yang menyambangi rumah duka.
"Saya ikhlaskan kepergian istri. Saya cuma berharap polisi dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku," tandasnya. (*)