Kamis, 2 Oktober 2025

Tokoh Adat Wonosobo: Rambut Gimbal Anak Dieng Bukan Kutukan

Kiai Kolodete kemudian memutuskan untuk menitipkan rambut gimbalnya itu ke anak turunnya hingga sekarang. Benarkah bukan kutukan?

Editor: Y Gustaman
Dokumentasi Tribun Jateng
Anak-anak gimbal Dieng sebelum diruwat atau dicukur rambutnya saat Dieng Culture Festival. DOKUMENTASI TRIBUN JATENG 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO - Sebanyak 11 bocah berambut gimbal menjalani ritual pencukuran di kompleks Telaga Menjer Wonosobo, Sabtu (29/7/2017).

Mereka berasal dari berbagai desa yang tersebar di sejumlah kecamatan di Wonosobo.
Kemunculan anak berambut gimbal ini masih menyimpan teka-teki hingga sekarang.

Fenomena anak gimbal di dataran tinggi Wonosobo hingga Dieng itu tak lepas dari legenda Kiai Kolodete.

Sesepuh Adat Wonosobo Sarno Kusnandar berkisah anak-anak berambut gimbal di dataran tinggi Wonosobo sejatinya titisan Kiai Kolodete, leluhur masyarakat Wonosobo (danyang).

Dalam menjalankan tugasnya kala itu, Kiai Kolodete merasa kerepotan karena memikul beban rambut gimbal yang memenuhi atas kepalanya.

Baca: Belasan Anak Gimbal Jalani Ritual Cukur Rambut, Ada yang Minta Baju Artis

Baca: Anak-anak di Dieng Berbicara Ngelantur Sebelum Rambut Gimbalnya Tumbuh

Pelarungan rambut gimbal di Telaga Menjer, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2017). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Pelarungan rambut gimbal di Telaga Menjer, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2017). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI (Tribun Jateng/Khoirul Muzakki)

Seorang anak menjalani ritual cukur rambut gimbal di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2017). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Seorang anak menjalani ritual cukur rambut gimbal di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2017). TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI (Tribun Jateng/Khoirul Muzakki)

Karena itu, cerita Sarno, Kiai Kolodete kemudian memutuskan untuk menitipkan rambut gimbalnya itu ke anak turunnya hingga sekarang.

Sarno membantah kemunculan rambut gimbal pada sebagian bocah di Wonosobo itu sebagai kutukan. Ia menyebutnya justru sebagai karunia karena anak itu memperoleh titipan.

"Kiai Kolodete menitipkan rambut gimbal pada anak-anak yang dia sayangi. Jadi sejatinya anak-anak gimbal itu kesayangan," kata Sarno, Sabtu (29/7/2017).

Menurut Sarno, permintaan bocah gembel itu harus dipenuhi orang tua sebagai prasyarat sebelum menjalani ritual pencukuran rambut gimbal.

Sejatinya, kata dia, permintaan itu bukanlah keinginan sang anak, melainkan permintaan Kiai Kolodete yang menggunakan anak itu sebagai perantara.

Karena rambut gimbal itu adalah titipan, kata Sarno, suatu ketika harus dikembalikan ke pemiliknya melalui prosesi ritual pencukuran disertai prasyarat tertentu.

"Karena sudah dititipi ya harus dikembalikan. Pengembaliannya harus melalui ritual," kata dia.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved