Minggu, 5 Oktober 2025

Misteri Goa Jepang di Palembang, Mulai Pemerkosaan Hingga Bayangan Lelaki Salat

Bangunan peninggalan Jepang tersebut kini berada di bawah sebuah pondok kecil yang disekitarnya berdiri rumah-rumah mewah.

Editor: Hendra Gunawan
(SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT)
Bunker gua Jepang di Palembang 

Saat Sripo mencoba menyelusuri, mulai dari goa Jepang yang berlokasi di daerah Km 5, tepatnya di belakang pasar tradisional KM 5, melawati Jalan Sosial kemudian tembus ke Jalan AKBP H. Umar, Kelurahan Ariokemuning. Bangunan yang laiknya disebut bungker ini disebut goa oleh warga sekitar karena lorong pintu masuknya yang menyerupai goa. Bunker Jepang ini terlihat mencolok di tengah permukiman penduduk yang sudah padat dan memang sengaja tidak dirobohkan.

Sayangnya, bangunan kokoh yang terlihat kusam tersebut sangat memprihatinkan.

Bangunan yang diperkirakan memiliki luas 30x20 meter ini, pemandangan pintu masuknya Sripo menjumpai sampah begitu banyak. Setelah rumput dengan tanah becek dan bau busuk cukup menyengat.

Saat masuk melalui mulut goa dengan tinggi sekitar 2,5 meter itu, dinding bangunan itu terlihat cukup kokoh. Ada ruang disisi kanan bunker lebih panjang dibandingkan sisi kiri.

Ruang itu berbentuk kotak dengan skat kamar yang penuh coretan.

Pada bagian lantai dasar tidak terdapat ruangan kosong yang menghubungkan ke ruangan bawah tanah.

Selain itu bagian atas bunker terdapat sebuah cerobong yang belum jelas fungsinya dan terhubung pada bagian sisi belakang bunker. Warga sekitar saat dibincangi dulu pernah melihat ada besi yang digunakan sebagai pintu untuk masuk ke terwongan yang katanya terkoneksi dengan bungker lain di Palembang.

Tempat ini menurut info yang Sripo dapat dari berbagai sumber merupakan bunker utama pertahanan Jepang saat Perang Dunia Ke II (1942-1945). Bunker Pertahanan Jepang di daerah AKBP H Umar di bangun sekitar tahun 1942 sampai 1945 tepatnya saat Jepang menduduki Indonesia selepas Belanda angkat kaki "sementara" dari Bumi Nusantara.

Sayangnya bangunan bersejarah ini ternyata berada di lahan warga sehingga sulit untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata. Alasannya, begitu klasik yaitu pembebasan lahan.

"Jadi ya kondisinya dibiarkan saja seperti ini. Siapa yang mau merawatnya," ujar seorang warga.

Bungker Kertapati

Sripo melanjutkan mengunjungi lokasi kedua di sebuah Sekolah Dasar di Kertapati. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan bungker di SD ini terdapat tiga ruangan yang merupakan sisa peninggalan Jepang saat Perang Dunia Ke II di daerah Jalan Majapahit, tepatnya di Kelurahan 1 Ulu, Kertapati, Palembang.

Berdasarkan data yang dihimpun bangunan ini merupakan sebuah Bunker Pertahanan Anti Pesawat Udara (Anti Aircraft Artillery) Tentara Jepang yang dibangun antara tahun 1942 sampai 1945. Namun sayang tidak banyak informasi yang dapat dikumpulkan Sripo.

Apalagi banyak warga sekitar tak mengetahui secara pasti lokasinya. Namun jika dilihat besar benar ada bungker dikawasan tersebut sebagai pertahanan Jepang dikawasan Ulu Palembang. Tak banyak mendapatkan informasi, Sripo kemudian mendatangi bungker di kawasan Charitas.
Bunker Jepang Charitas

Bangunan yang berbentuk kotak itu persis berada di sebuah taman di tepi jalan Sudirman.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved