Jumat, 3 Oktober 2025

Ramdani Tertahan di RS, Ibundanya Tak Sanggup Lunasi Biaya Perawatan Rp 12 Juta

Kendati sudah menunjukkan kesembuhan, Ramdani masih tertahan di rumah sakit karena tersandung masalah pelunasan biaya perawatan dan kamar tersebut.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Made Argawa
Ni Wayan Candriasih menemani anaknya Ramdani Yahya di ruangan perawatan Dahlia C 4 RS Wisma Prasanthi Tabanan. Pasien ini mengalami kesulitan pembayaran biaya rumah sakit sehingga ditahan kepulangannya. TRIBUN BALI/I MADE ARGAWA 

TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Tangis Ni Wayan Candriasih (38) pecah, Rabu (19/4/2017), saat menceritakan tunggakan pembayaran biaya pengobatan dan kamar perawatan untuk anak keduanya Ramdani Yahya (11) di Rumah Sakit (RS) Wisma Prasanthi, Tabanan, Bali.

Ramdani Yahya menderita sakit Demam Berdarah (DB).

Kendati sudah menunjukkan kesembuhan, Ramdani masih tertahan di rumah sakit karena tersandung masalah pelunasan biaya perawatan dan kamar tersebut.

Candriasih yang sehari-hari berjualan gado-gado di depan rumahnya saat ini masih kesulitan mencari uang untuk membayar tunggakan rumah sakit yang mencapai Rp 12 juta untuk perawatan anaknya.

"Masih ada tunggakan. Sudah saya bayar Rp 3 juta, tapi total biaya pengobatan mencapai Rp 15 juta," ujar Candriasih sambil mengusap air mata.

Warga Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken, Tabanan ini menceritakan bahwa anaknya Ramdani mengalami sakit panas sejak Minggu (10/4/2017) lalu.

Esok harinya, kondisi siswa kelas V SD itu makin parah hingga bibirnya lebam.

Tanggal 12 April diperiksakan ke Puskesmas Dokabu, Tabanan.

Oleh puskesmas, Ramdani dirujuk ke RSUD Tabanan karena sakitnya dinilai parah.

"Tetapi karena ruang ICU di RSUD Tabanan penuh, maka anak saya dirujuk ke RS Wisma Prasanthi," terang Candriasih.

Saat tiba di RS Wisma Prasanthi, Ramdani langsung dimasukkan ke ruangan ICU.

Empat hari menjalani perawatan di ruangan ICU, biaya yang harus ditanggung mencapai Rp 14 juta.

Baca: Mayat Pria Tak Berbusana Gegerkan Warga, Tubuhnya Membengkak

"Saya ambil saja, yang terpenting anak selamat," jelasnya.

Candriasih mengatakan, ia tidak memiliki jaminan sosial kesehatan seperti BPJS Kesehatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved