Para Penumpang Jatuh ke Laut ketika Sampan yang Ditumpangi Ditabrak Perahu
Para penumpang terjatuh ke laut, setelah sebuah sampan kecil, terlibat tabrakan dengan perahu Sri Merta Sari.
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Suasana mencekam terasa di Teluk Bias Munjul, di perairan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Jumat (24/3/2017) menjelang siang.
Beberapa warga berteriak minta tolong sembari melambaikan tangan.
Mereka terjatuh ke laut, setelah sebuah sampan kecil, terlibat tabrakan dengan perahu Sri Merta Sari.
Akibat tabrakan itu, Ni Nengah Sarwi (55) tewas tenggelam.
Kapolsek Nusa Penida Kompol I Ketut Suastika menjelaskan, tabrakan dua perahu tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 Wita.
Ketika itu, sampan kecil yang dinakhodai I Nyoman Nata (32), warga Desa Sakti Nusa Penida mengangkut 13 penumpang dan berangkat dari arah Jembatan Kuning menuju Pelabuhan Toyapakeh, Nusa Penida.
Sedangkan perahu Sri Merta Sari yang berukuran lebih besar yang dinakhodai I Wayan Iyasniarya datang dari arah Kusamba menuju Jembatan Kuning.
Setibanya di perairan Teluk Bias Munjul yang lokasinya berada di antara Pulau Ceningan dan Pulau Lembongan, I Nyoman Nata sebagai nakhoda sampan kecil tidak menyadari ada perahu Sri Merta Sari yang memuat bahan pokok (sembako) berlayar dari arah yang berlawanan.
Ia berdalih saat itu pandangannya terhalang muatan keranjang.
Saat perahu Sri Merta Sari kian dekat, penumpang yang ada di sampan kecil pun berteriak histeris.
Nakhoda sampan kecil kaget dan langsung berdiri untuk melihat situasi.
Betapa kagetnya sang nakhoda sampan, ketika baru menyadari perahu Sri Merta Sari yang memiliki ukuran lebih besar hanya berjarak sekitar 5 meter dari pandangannya.
Nakhoda sampan tersebut langsung banting setir ke kiri, berusaha menghindari perahu Sri Merta Sari.
Namun tabrakan tidak terelakkan. Perahu Sri Merta Sari menabrak badan sampan kecil hingga mengalami kerusakan parah dan karam.
Seluruh penumpang di sampan kecil tercebur ke laut.
Suasana sangat mencekam, terlebih penumpang sampan tersebut sebagian besar perempuan dan tidak mampu berenang.
Suasana semakin panik.
"Warga yang ketika itu berada di sekitar TKP langsung terjun ke laut, untuk melakukan upaya penyelamatan terhadap para korban," kata Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Ketut Suastika.
Satu per satu penumpang sampan berhasil diselamatkan.
Namun nahas bagi Ni Nengah Sarwi, pedagang asal Desa Kutampi Kaler tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia saat dievakuasi dari laut.
Sementara enam penumpang lain mengalami luka-luka dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Nusa Penida II di Desa Jungut Batu, Pulau Lembongan.
Sementara penumpang lainnya mampu diselamatkkan tanpa luka-luka berarti.
"Saat terjadi benturan, korban (Ni Nengah Sarwi) jatuh ke laut dan tidak bisa berenang. Setelah dievakuasi, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Korban meninggal dunia kami evakuasi ke Puskesmas Nusa Penida II, sebelum kami antar ke rumah duka. Sementara enam korban yang luka-luka, juga sudah kami evakuasi ke Puskesmas," kata Kompol Ketut Suastika.
Pihak kepolisian pun sudah mengamankan kedua nakhoda kapal beserta ABK-nya untuk dimintai keterangan terkait musibah tersebut.
Saat ini laka laut yang melibatkan dua perahu tersebut ditangani Polsek Nusa Penida.
Baca: Dua Perahu Tabrakan di Perairan Nusa Lembongan, Seorang Penumpang Tewas, 12 Lainnya Selamat
Tawur Segara Kertih
Dalam catatan Tribun Bali, dalam rentang kurang dari 6 bulan, telah terjadi 2 tragedi di perairan Bias Munjul yang memisahkan Pulau Ceningan dan Pulau Lembongan di Nusa Penida.
Jumat (24/3/2017), sebuah sampan kecil terlibat tabrakan dengan perahu Sri Merta Sari di perairan Bias Munjul, sehingga menyebabkan seorang korban jiwa.
Tragedi ini mengingatkan kejadian Jembatan Kuning yang roboh pada 16 Oktober 2016 lalu.
Ketika petang, puluhan warga jatuh ke perairan Bias Munjul yang memisahkan Pulau Lembongan dan Ceningan.
Tragedi tersebut setidaknya menyebabkan 8 warga Nusa Ceningan dan Lembongan tewas.
Desa Pakraman Lembongan pun sebenarnya sedang menyiapkan upacara Tawur Segara Kertih di perairan tersebut.
Upacara itu dimaksudkan untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam yang dalam hal ini laut dan memohon keselamatan, khususnya di perairan Bias Munjul pascatragedi putusnya Jembatan Kuning.
"Upacara Tawur Segara Kertih rencananya akan dilaksanakan 30 Maret mendatang, bersamaan dengan upacara Pemelaspas Agung Jembatan Kuning yang menghubungkan Pulau Ceningan dan Lembongan," kata Bendesa Adat Lembongan, I Made Sukadana.