Seorang Guru Cabuli Murid karena Tak Kerjakan PR

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Habibi (32), tersangka kasus pencabulan terhadap sejumlah muridnya yang masih dibawah umur tersebut, memberikan pernyataan yang mengejutkan saat diperiksa penyidik di Polres Nunukan, Kalimantan Utara.

Guru honorer yang mengajar di salah satu sekolah dasar di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah ini pun punya alasan sehingga harus melakukan perbuatan yang akhirnya menjerumuskannya ke penjara.

‘’Pengakuannya, dia melakukan itu untuk memberi pelajaran kepada muridnya yang malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR),” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Nunukan, AKP Suparno menirukan pengakuan pelaku, Rabu (1/3/2017).

Sambil memegang bagian vital para murid, Habibi memberikan nasihat kepada anak yang dianggapnya bandel itu.

“Sambil melakukan itu, dia bilang jangan malas. Malu pada temannya. Tetapi silakan dinilai sendiri, itu logis apa tidak?” tanya Suparno.

Dari pengakuan Habibi, dia melakukan tindakan itu kepada tiga muridnya.

“Usia 6 tahun 2 orang. Itu kelas I SD. Terus usia 9 tahun 1 orang. Hanya itu pengakuan dan laporan yang masuk ke kami,’’ katanya.

Dari keterangan para korban, mereka mengaku mengalami tindak pelecehan dimaksud saat Habibi menjadi wali kelas mereka.

Menurut para korban, Habibi memanggil mereka satu per satu dengan waktu yang berbeda. Saat memanggil calon korbannya itu, dia beralasan akan menanyai masalah pelajaran di kelas.

Pada saat itulah pelaku melakukan perbuatan asusila.

Perbuatan itu dilakukan di ruang kelas ketika jam belajar usai.
Seorang korban bahkan mengaku menerima perbuatan asusila itu lebih dari sekali.

Murid berusia 8 tahun ini mengaku pernah dicabuli pada Juli 2016 lalu dan kembali mendapatkan perlakuan yang sama pada 22 Februari 2017 lalu.