Sabtu, 4 Oktober 2025

Aksi Damai Bela Pancasila di Kediri Minta Pembubaran Ormas Keagamaan Anti Pancasila

Kegiatan ini diawali tanda tangan di selembar kain warna putih oleh peserta aksi lalu orasi kebangsaan yang bertema menolak paham radikal dan kilafah

Editor: Eko Sutriyanto
SURYAMALANG.COM/Didik Mashudi
Ribuan massa apel aksi damai bela Pancasila di Monumen Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri, Sabtu (4/2/2017). 

Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi
 

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI  - Ribuan massa Banser bersama elemen masyarakat menggelar Aksi Damai Bela Pancasila di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Sabtu (4/2/2017).

Aksi ini digagas Aliansi Kebangsaan Kediri (AKK) diikuti kader ormas dan parpol yang bertekat mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.

Selain Banser, AKK terdiri IPPNU, PMII, Pagar Nusa, GMNI, Garda Bangsa, Pemuda Ka'bah, Repdem, PDIP, PPP, PKB serta Matraman Institut.

Kegiatan ini diawali tanda tangan di selembar kain warna putih oleh peserta aksi.

Kemudian ada orasi kebangsaan yang bertema menolak paham radikal dan kilafah.

Aksi membubuhkan tanda tangan ini juga diikuti semua peserta. Salah satunya tokoh Kabupaten Kediri Ir H Sutrisno.

Orasi disampaikan perwakilan massa di antaranya Munasir Huda, Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri dan H Sulkani, Ketua DPRD Kabupaten Kediri.

Apel kebangsaan sendiri digelar karena semakin maraknya caci maki, ujaran kebencian, hoax dan saling lapor.

Apalagi juga ada penghinaan terhadap nilai dan simbol negara yang dilakukan secara masif dan terstrukur.

Sementara Munasir Huda dalam pernyataan sikap menyebutkan, penegak hukum harus tegas dalam menghadapi gerakan dan aksi yang merusak empat pilar berbangsa dan bernegara.

"Kami menolak dengan tegas digantikannya NKRI dengan konsep khilafah," tandasnya.

Munasir juga menuntut supaya ormas keagamaan yang anti Pancasila dan merongrong pemerintah yang sah dan berpaham radikal harus dibubarkan.

AKK juga menolak segala bentuk dakwah penyebaran kebencian, fitnah, adu domba dengan sesama kaum muslimin.

Apalagi juru dakwahnya paham intoleransi ini disinyalir berafiliasi dengan gerakan Islam radikal ISIS. 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved