Jumat, 3 Oktober 2025

Di Banyuwangi, Perempuan Tukang Sayur Jadi Pemburu Ibu Hamil

Ibu-ibu tukang sayur di Kecamatan Sempu, Banyuwangi, tak sekedar menjajakan sayur tapi juga sebagai pemburu ibu hamil berisiko tinggi.

Editor: Y Gustaman
Surya/Haorrahman
Aksi pemburu Bumil Resti (ibu hamil berisiko tinggi) di Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jumat (23/12/2016). SURYA/HAORRAHMAN 

Laporan Wartawan Surya, Haorrahman

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Para mlijo (tukang sayur, red) di Kecamatan Sempu, Banyuwangi, tak sekedar menjajakan sayur tapi juga sebagai agen kesehatan.

Mereka menjadi laskar Bumil Resti, pemburu ibu hamil berisiko tinggi.

Kepala Puskesmas Sempu, Hadi Kusairi, menjelaskan ada 10 ibu pedagang sayur keliling tersebar di tiga desa yang menjadi pemburu ibu hamil.

Mereka bertugas mencari, menemukan, dan melaporkan ibu hamil baru dengan risiko tinggi di wilayah mereka berjualan.

“Tim pemburu ini sengaja kita bentuk untuk mengoptimalkan pencarian Bumil Resti hingga ke pelosok kampung," ungkap Hadi kepada wartawan Jumat (23/12/2016).

Keberadaan mereka penting mengingat angka kematian ibu dan bayi tinggi disebabkan oleh kehamilan yang berisiko. Para mlijo ini membantu kerja pengawasan petugas puskesmas.

Ibu hamil berisiko tinggi ini adalah para ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dengan persalinan pertama operasi, memiliki riwayat hipertensi dan tinggi badannya kurang dari 150 sentimeter.

Dipilihnya para mlijo karena dianggap memiliki jangkauan luas hingga ke desa-desa. Mereka ini bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat.

"Sehingga lebih mudah masuk. Mereka sebelumnya juga telah kami bekali pengetahuan seputar kriteria ibu hamil berisiko tinggi, serta bagaimana pendekatan komunikasinya agar lebih luwes,” ujar Hadi.

Setiap mlijo dibekali fasilitas dari puskesmas berupa keranjang dagangan yang ditempeli banner bertuliskan 13 kriteria Bumil Resti.

Mereka juga mendapatkan sepatu boot, rompi, pulsa dan smartphone untuk mengirim informasi saat menemukan ibu hamil beresiko.

Jika mendapati ibu hamil berisiko langsung mereka potret dan kirim kepada petugas puskesmas yang disertai data alamat dan nama suami via grup WhatsApp. Nanti bidan di wilayah bumil akan turun memeriksa kondisinya.

"Jika dari pemeriksaan bidan masuk kategori Bumil Resti, yang bersangkutan akan segera didampingi hingga lepas masa nifasnya,” ujar dia.

Selanjutnya, para bumil mendapatkan pendampingan intensif dari bidan wilayah dan laskar sakina, relawan yang terdiri dari unsur guru, pemuka agama, dan kader Posyandu.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved