Jumat, 3 Oktober 2025

Lebih 1000 Babi Mati Mendadak di Gianyar, Penyebabnya Masih Misteri

Sebelum mati, kata Sedarisma, kucit-kucit tersebut memperlihatkan tingkah aneh. Seperti, tidak mau disusui induknya, diare lalu mati.

Editor: Wahid Nurdin
Istimewa
Delapan ekor kucit mati di Desa Puhu diberikan sesajen sebelum dikubur. 

Laporan wartawan Tribun Bali, I Wayan Eri Gunarta

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Lebih dari 1000 babi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Gianyar, Bali mati mendadak.

Menurut salah satu peternak babi di kecamatan Payangan, peristiwa ini terpantau mulai terjadi sejak memasuki bulan Oktober 2016.

Hal ini menyebabkan petani babi di daerah tersebut mengalami kerugian.

Dinas Peternakan Pemprov Bali telah mengambil contoh untuk mencari penyebab kematian mendadak babi-babi tersebut.

Seorang peternak babi asal Desa Puhu, Made Sedarisma, Rabu (23/11/2016) mengaku sedih ketika mengingat ternak babinya.

Pasalnya, tanpa diduga-duga, 150 ekor kucit (anak babi) miliknya mati mendadak sejak akhir Oktober ini.

Dia menduga penyebab kematian ternaknya lantaran adanya virus ganas.

Sebab, peristiwa menyedihkan ini tidak hanya dialaminya.

“150 kucit saya mati dalam selang waktu tiga hari. Sebagian besar yang mati ini baru saja dilahirkan. Sepertinya terkena virus,” ujarnya.

Sebelum mati, kata Sedarisma, kucit-kucit tersebut memperlihatkan tingkah aneh. Seperti, tidak mau disusui induknya, diare lalu mati.

Menurut dia, kucit-kucit yang mati ini hanya yang lahir di bulan Oktober saja.

Sementara kucit yang terlahir di bulan sebelumnya tidak mengalami dampak apapun.

Informasi dihimpun Tribun Bali, kasus ini tidak hanya terjadi di Payangan.

Tetapi juga terjadi di dua desa di Kecamatan Tegalalang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved