Sabtu, 4 Oktober 2025

Teror Bom di Samarinda

Intan Olivia Bocah Dua Tahun Korban Ledakan Bom Meninggal

Satu korban atas nama Intan Olivia (2) meninggal dunia sekitar pukul 03.45 Wita, Senin (14/11/2016) dini hari, setelah sempat menjalani perawatan.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Kaltim/Christoper Desmawangga
Keluarga korban saat berada di ruang jenazah RSUD AW Syahranie, Senin (14/11/2016). TRIBUN KALTIM/CHRISTOPER DESMAWANGGA 

"Korban meninggal dan korban lainnya mengalami luka bakar yang cukup parah, selain itu paru-paru mereka juga mengalami gangguan karena menghirup asap maupun zat saat terjadi ledakan," kata dia, Senin (14/11/2016).

Pihaknya pun telah membentuk tim untuk penanganan korban-korban, di antaranya terdapat spesialis bedah plastik, dokter umum, anastesi, ahli anak dan perawatan intensif.

Sementara itu, semua biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy, dalam kunjungan ke RSUD AW Syahranie.

"Semua biaya ditanggung pemerintah, dan rumah sakit akan tangani ini full tim," tutur Muhadjir Effendy.

Bocah-bocah itu jadi korban

Mawarni menyaksikan para bocah yang sedang bermain di teras Gereja Oikumene tiba-tiba ambruk terkena ledakan bom molotov.

"Anak-anak sedang bermain di luar gereja. Orangtua mereka sedang berdoa di dalam gereja. Tiba-tiba terdengar suara ledakan nyaring hingga tiga kali. Kami semua langsung panik, mencari perlindungan, dan mencari anak kami masing-masing," kata Mawarni yang juga keluarga Intan, Minggu (13/11/2016).

Mawarni menyebutkan, saat suara ledakan itu terdengar pertama kalinya bola api dan asap mengepul terlihat di pintu masuk gereja yang berlokasi di Jalan Cipto Mangunkusumo, Samarinda Seberang.

"Kami sudah selesai ibadah dan mau salaman dengan pendeta, sekalinya ada ledakan. Saya dengar jelas, untuk ledakan pertama api mengepul, dan kedua kalinya bola api dan asap hitam langsung mengepul hingga masuk ke gereja," ucap Mawarni.

Saat itu juga, jemaat berhamburan menyelamatkan diri. "Saya panik dan syok. Saya pun langsung mencari anak-anak saya, biarpun apa mereka semua anak-anak kami," ia sedih.

Wanita paru baya yang tinggal di Loa Janan Ilir itu menceritakan detik-detik terakhir sebelum ledakan bom.

"Kami gereja itu jam 08.00 Wita. Sekitar jam 10.00 Wita Ledakan bom terjadi. Sebelumnya aman tidak ada yang aneh, aman-aman saja, kami pun sembahyang dengan biasa," kata dia.

Dia menyebutkan, ada seorang datang membawa ransel. Orang tak dikenal itu lari. Kemudian ransel yang dilemparkannya meledak dan mengenai empat unit motor yang terparkir di depan gereja.

"Saya tidak melihat pelakunya, hanya mendengar dari anak-anak bahwa ada pria membawa tas ransel, setelah membakar tasnya dan kemudian lari," ulang Marni.

Sebanyak empat anak menjadi korban. Mereka adalah Intan Olivia Banjarnahor (2,5), Anita Kristobel Sihotang (2), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), dan Triniti Hutahaya (3).

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved