Minggu, 5 Oktober 2025

Kisah TKI di Penjara Imigrasi Malaysia, Setiap Pagi Diberi Sarapan Biskuit Seukuran Koin

Saat ditahan di penjara Imigresen Malaysia, para tahanan mendapatkan dua biskuit seukuran koin setiap pagi harinya.

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Dewi Agustina
Tribun Pontianak/Tito Ramadhani
Abdul Halim, TKIB asal Madura yang sempat dipenjara di Malaysia. TRIBUN PONTIANAK/TITO RAMADHANI 

Makanan yang diberikan di ruang tahanan Imigresen Malaysia berbeda dengan di ruang tahanan Polis Diraja Malaysia (PDRM). Yang menurut Halim, di tahanan PDRM, lauk yang disajikan cukup berasa saat dinikmati.

"Kalau di Polis, setiap hari dikasih makan ikan sama ayam, enak, tidak menyiksa yang penting tidak bikin hal. Kalau di Semuja pagi-pagi juga sama, dapat dua biskuit, jam 1 siang nasi, nanti jam 3 sore biskuit lagi, jam 5 sore baru nasi lagi," katanya.

Menurut kisahnya, ia pernah sulit makan selama 18 hari. Lantaran sayur yang diberikan pihak Imigresen Malaysia, berturut-turut selama 18 hari hanya sayur mentimun.

"Saya juga heran, kalau satu orang Indonesia salah, semuanya dihukum," ujarnya.

Halim menegaskan, setelah buruknya pengalaman bekerja di Malaysia, ia merasa jera untuk kembali ke negeri jiran tersebut.

"Insya Allas tidak pingin ke sana lagi, kapok saya. Enak di negara sendiri, yang penting bisa bertemu dan tahu keadaan keluarga seperti apa, kalau di sana susah. Sudah dihukum 15 bulan, tidak bisa menghubungi keluarga lagi," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved