Festival Tabut Merangsang Sektor Ekonomi Sekaligus Melestarikan Budaya Bengkulu
Seiring perkembangan, tradisi Tabut dikemas dalam berbagai kegiatan seni budaya juga Pasar Rakyat. Bahkan telah ditetapkan sebagai agenda tahunan.
LANGIT Kota Bengkulu sangat cerah, ribuan warga memadati trotoar jalan protokol Kota Bengkulu.
Selasa (11/10/2016) bertepatan 10 Muharam masyarakat ingin sasikan acara puncak Festival Tabut 2016.
"Allahuakbar," seru Gubernur Ridwan Mukti saat melepas arak-arakan Tabut, diikuti masyarakat yang hadir.
Miniatur bangunan indah berangkat dan diarak, menuju pembuangan.
Tak kurang dari 3 kilometer, pawai rombongan Tabut dengan kreasi bangunannya mencapai tinggi hingga lima meter bersambung dengan arak-arakan seni budaya lain, juga drumband pelajar.
Adalah 'Tabut Terbuang' atau pembuangan tabut ini melambangkan tak ada keabadian.
Tentu bukan dibuang begitu saja, di lokasi makam Syeh Burhanudin atau Imam Senggolo, pernak-perniknya dibagikan, bahkan diperebutkan warga.
Syeh Burhanudin, merupakan tokoh yang membawa dan memperkenalkan tradisi Tabut di Bengkulu ratusan tahun silam.
Ini merupakan upacara mengenang kepahlawanan cucu Nabi Muhammad, Al Husein yang wafat dalam peperangan Karbala.
Keturunan Imam Senggolo di Bengkulu terhimpun dalam Kerukunan Keluarga Tabut, terus melestarikan tradisi ini. Mereka menggelar prosesi sejak 1 Muharam, setiap tahunnya.
"Kecantikan, kegagahan keindahan di dunia tidak ada yang abadi. Keburukan, kejahatan, kesombongan semua terbuang, itu makna prosesi ini," terang Ketua KKT, Syiafril yang menyebutkan terdapat 17 tabut sakral saat itu.
Seiring perkembangan, tradisi Tabut dikemas dalam berbagai kegiatan seni budaya juga Pasar Rakyat. Bahkan, oleh pemerintah daerah, telah ditetapkan sebagai agenda tahunan.
Sehingga, selain merangsang sektor ekonomi, juga tetap sebagai wahana pelestarian budaya dan kearifan lokal.
Ridwan Mukti, Gubernur Bengkulu bertekad untuk mendorong Festival Tabut masuk dalam agenda wisata nasional, dan berharap Tabut Bengkulu masuk International Caledar Of Events.
Gubernur yang akrab disapa RM ini juga bakal mempersiapkan agenda besar yakni Visit 2020 Wonderfull Bengkulu.
"Tahun depan, gubernur akan memimpin langsung Festival Tabut," kata Ridwan Mukti.
Beberapa turis serta peneliti yang turut menyaksikan dan mengikuti prosesi dari awal menilai, tradisi Tabut merupakan tradisi unik.
Pasalnya, meski tradisi yang konon dibawa dan diperkenalkan oleh pendatang pada ratusan tahun yang lalu, hingga kini masih terus lestari.
Mereka juga terkesan dengan musik tabuh khas Bengkulu. Dol, alat musik mirip bedug yang irama percusifnya penuh semangat, bertalu-talu saat ditabuh.
"Saya melihat ini sangat unik, dan akultursi budaya sehingga begitu membumi di Bengkulu. Mereka juga sangat terbuka dengan kami dan juga media," kata Nelly Maharyati, mahasiswa yang lakukan penelitian untuk disertasinya.
Festival Tabut merupakan agenda yang dinanti-nantikan masyarakat. Merupakan kebanggaan bagi pelaku maupun komutitas seni mulai anak-anak hingga dewasa, bisa tampil di panggung budaya festival tahunan itu.
Ini juga sebagai wujud syukur masyarakat, dan perayaan tahun baru Islam/hijriyah di Bengkulu.