Jumat, 3 Oktober 2025

Harimau Sumatera Diperkirakan Tinggal 150 Ekor, Itupun Terus Terancam Perburuan

Terkait kasus perdagangan offset harimau yang pada akhir September lalu terungkap, ia berharap agar proses hukum bisa memberi efek jera.

Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Wahid Nurdin
Tribun Pekanbaru/Melvinas Priana/Melvinas Priananda
Perdagangan Kulit Harimau Sumatera - Petugas Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Seksi Wilayah II Riau memperlihatkan barang bukti berupa kulit harimau sumatera yang diamankan dari dua orang tersangka saat tiba di Pekanbaru, Kamis (29/9/2016). Kulit harimau tersebut rencananya akan dijual tersangka yang disinyalir merupakan bagian dari perdagangan satwa liar kepada pembeli seharga 80 juta rupiah. Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda 

"Ancaman hanya limatahun. dan yang paling tinggi hanya tiga tahun fonisnya. ini tidak memberi efek jera," katanya.

Padahal dampak besar dari aktifitas perburuan harimau bisa mengancam keberlangsungan endemik harimau Sumatera.

Secara keseluruhan di pulau Sumatera saat ini terdeteksi hanya sekitar 500 ekor saja.

"Jika sampai punah maka tidak bisa tergantikan lagi, bahkan generasi kita bisa jadi hanya mengenal harimau Sumatera lewat gambar dan cerita saja. ini sungguh memprihatinkan," katanya.

Terkait kasus perdagangan offset harimau yang pada akhir September lalu terungkap, ia berharap agar proses hukum bisa memberi efek jera.

"Kepedulian masyarakat akan keberadaan harimau juga harus di munculkan," katanya.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved