Usaha Genoil Antarkan Andi Hilmi ke Negeri Ratu Elisabeth
Usaha Genoil milik Hilmi adalah pengubahan minyak jalantah menjadi biodiesel.
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Siapa sangka, keprihatinannya terhadap kondisi pasar dan kesehatan masyarakat akan mengantar pemuda asal Kabupaten Pangkep akan berangkat menuntut ilmu ke Negeri Ratu Elizabeth, Inggris.
Dialah Andi Hilmi Mutawakkil, chief executive officer (CEO) Genoil, perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak biodiesel.
Bersama lima rekannya, Achmad Fauzy Ashari, Rian Hadyan Hakim, Jonathan Akbar, Fauzy Ihza Mahendra, Ahmad Sahmawi, Hilmi membawa usaha yang baru dirintisnya dua tahun lalu ini menjuarai event Ideas for Indonesia 2016, di Jakarta, 23-24 September 2016 lalu.
Ideas for Indonesia merupakan kompetisi bagi para pelaku usaha sosial ekonomi yang memberi dampak positif kepada masyarakat.
Para peserta mempresentasikan usaha atau bisnis mereka yang selain memberi keuntungan pribadi, juga dapat memberi keuntungan bagi masyarakat.
Hilmi dan rekannya mampu menyisihkan lebih dari lima ratus peserta dari seluruh Indonesia, hingga akhirnya dinobatkan sebagai juara dan brrhak atas hadiah uang Rp 100 juta rupiah serta study trip ke Inggris.
Usaha Genoil milik Hilmi adalah pengubahan minyak jalantah menjadi biodiesel.
Biodiesel ini kemudian dijual untuk nelayan-nelayan di Paotere dengan harga yang lebih terjangkau.
Hilmi yang ditemui Tribun menceritakan bagaimana ide awalnya muncul untuk membuat pabrik biodiesel.
Ia mengatakan semua berawal saat ia sedang jalan-jalan ke pasar Pannampu, yang tak jauh dari rumahnya dulu.
"Waktu itu saya ke pasar jalan-jalan, trus ada tiga hal yang menarik perhatian saya, penjual gorengan, ikan yang dijual kadang tak ada, sama preman di pasar," kata pria asal Kabupaten Pangkep ini.
Hilmi sadar bahwa minyak goreng yang dipakai para penjual adalah minyak jalantah, ia juga belakangan tahu bahwa ikan semakin sedikit karena banyak nelayan yang tak melaut akibat kesulitan membeli bahan bakar.
"Mengonsumsi minyak jelantah itu kan dapat menghasilkan penyakit degeneratif seperti hipertensi, kanker, dan penyakit-penyakit lainnya. Sementara itu nelayan tidak melaut karena banyak yang tak kedapatan bahan bakar," kata dia.
Mahasiswa UNM jurusan Antropologi ini pun membuat riset kecil-kecilan tentang apa yang bisa ia perbuat dengan minyak jelantah, nelayan, dan juga para preman pasar.