Petaka Dari Istri Muda: Ledakkan Mobil Suami, Tewaskan Anak Tiri
Saat dicecar pertanyaan, SZ yang ketika itu mengenakan jilbab dan masker penutup wajah lebih banyak diam.
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - SZ (35), tersangka utama peledakan mobil dinas Anggota DPRK Bener Meriah pada Sabtu (17/9/2016) sore, mengaku telah mengeluarkan uang Rp 3 juta untuk membiayai aksi yang menyebabkan dua penumpang mobil dinas itu meninggal dan empat lainnya terluka.
SZ memberikan uang kepada AF, tersangka pelempar granat yang tak lain adalah adik kandungnya, agar bisa membalaskan dendam SZ kepada anak tirinya, Aulia Tahar.
Pengakuan itu, disampaikan oleh SZ saat diwawancarai wartawan Serambi (Tribunnews.com network) di ruang kerja Kasat Rekrim, Polres Bener Meriah, Rabu (21/9/2016).
Saat dicecar pertanyaan, SZ yang ketika itu mengenakan jilbab dan masker penutup wajah lebih banyak diam.
Bahkan ketika ditanya dari mana asal granat yang digunakan adiknya untuk mencederai keluarga Anggota DPRK Bener Meriah yang tak lain adalah anak dan istri pertama suaminya, Mansyur Ismail, SZ hanya menangis terisak.
Berikut cuplikan wawancara dengan tersangka SZ:
Dari mana granat itu berasal?
Dibeli oleh adik saya.
Beli di mana dia?
Saya tidak tahu dari mana dibeli, karena adik saya yang membelinya.
Harganya Anda tahu berapa?
3 Juta rupiah.
Anda membayar dia untuk melakukan aksi itu?
Tidak.
Kenapa dia mau?
Awalnya saya ‘curhat’ pada adik saya (AF -red). Saya bilang, ‘Dik, saya sedih dan sakit kali hati.’ Adik saya sempat bertanya, ‘Kenapa, Kak?’ Lantas saya jawab, ‘Saya sudah banyak diam dan mengalah, tetapi sering diteror oleh anak suami saya dan sering dipukuli oleh anak suami saya itu.’
Padahal, saya memilih suami ini, saya tinggalkan keluarga. Meski keluarga tidak setuju, tapi saya tetap menikah dengan suami saya ini. (Mansyur Ismail -red)
Siapa yang menyusun rencana penggranatan ini?
Adik saya.
Anda ikut terlibat?
Tidak. Adik saya hanya meminta uang kepada saya sebesar 3 juta yang akan dia gunakan untuk membeli granat.
Dari mana Anda peroleh uangnya?
Uang saya sendiri, dari penghasilan saya.
Apa profesi Anda?
Saya PNS.
Mengapa Anda begitu marah pada orang-orang yang ada di mobil itu?
Karena saya kesal sering diintimidasi.
Siapa sasaran utama Anda sebetulnya?
Aulia saja.
Anda tahu nggak kalau di dalam mobil itu ada anak kecil dan perempuan?
Saya tidak tahu.
Setelah adik Anda melakukan penggranatan itu, apakah dia beri tahu kepada Anda?
Ada, melalui telepon. Katanya, ‘Sudah saya lakukan, Kak, dengar saja kabarnya.’
Setelah itu Anda masih berkomunikasi dengan dia?
Tidak pernah lagi setelah itu.
Setelah Anda dengar kejadian itu, bagaimana perasaan Anda?
Saya sangat menyesal. Saya nggak menyangka kalau akan terjadi begini. Dan saya ikhlas menjalani hukuman ini.
Selama ini, bagaimana hubungan Anda dengan Mansyur Ismail?
Hubungan dengan suami saya, Mansyur Ismail, baik-baik saja. Tidak pernah ribut. Komunikasi juga bagus. Bahkan dia sering mengunjungi saya ke rumah.
Kapan Anda menikah dengannya?
Kami menikah bulan 10 tahun 2015.
Anak Anda berapa?
Empat orang. Yang paling besar kelas 1 SMA. Sekarang ia tinggal dengan neneknya selama saya diproses. Sebelumnya ia memang tinggal bersama saya.
Terungkapnya Peran Sang Istri Muda
Polisi menemukan fakta baru di balik insiden ledakan granat dalam mobil dinas BL 136 Y milik anggota DPRK Bener Meriah, Mansyur Ismail yang menewaskan dua anaknya.
Ledakan maut yang terjadi ketika mobil melaju di Jalan Nasional Bireuen-Takengon, kawasan Dusun Menderek, Kampung Alur Punti, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Sabtu (17/9/2016) sore itu melibatkan istri muda Mansyur Ismail berinisial SZ (35).
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan dalam konferensi pers di Mapolda Aceh, Senin (19/9/2016) sore mengatakan, SZ adalah otak insiden mematikan itu.
Fakta baru itu terungkap setelah pihak Polres Bener Meriah membekuk SZ di sebuah rumah di Desa Sukadamai, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Minggu (18/9) sekira pukul 21.40 WIB.
Menurut Kabid Humas Polda Aceh, SZ adalah dalang dari insiden itu dengan cara memberi perintah kepada adik kandungnya, AF (26) untuk membuntuti mobil BL 136 Y dan mengeksekusinya.
“AF adalah tersangka eksekutor berdasarkan arahan kakaknya yang tak lain adalah istri muda MI (Mansyur Ismail),” kata Goenawan.
Dikatakan Goenawan, kasus tersebut bermotifkan keluarga. Mansyur Ismail pemilik mobil dinas BL 136 Y yang juga anggota DPRK Bener Meriah itu diketahui memiliki dua istri.
Istri pertamanya adalah Nurma yang juga menjadi korban dalam insiden peledakan itu, sedangkan SZ disebut-sebut istri muda atau istri kedua Mansyur Ismail.
Beberapa waktu sebelum insiden itu, putra dari Mansyur Ismail yaitu Aulia Tahar (23) sebelumnya dilaporkan bernama Aulia Fahmi (24) yang tewas sehari setelah peledakan, disebut-sebut sempat cek-cok dengan SZ, bahkan Aulia dilaporkan sempat menganiaya SZ.
Diduga tak terima dengan perlakuan itu, SZ pun merencanakan aksi balas dendam terhadap Aulia. Perempuan itu meminta AF membuntuti keberadaan mobil BL 136 Y.
Pada Sabtu (17/9) pagi sekitar pukul 08.00 WIB, AF diberi tahu oleh kakaknya bahwa Aulia bersama keluarganya sedang di Bireuen dan akan melakukan perjalanan ke Bener Meriah dengan mobil dinas BL 136 Y.
“Pada Sabtu sore sekitar pukul 18.00 WIB AF kembali ke rumah SZ. Langsung ditanya oleh SZ apa sudah melaksanakan. AF menjawab sudah melaksanakan dan meminta kakaknya menunggu kabar saja. AF menjelaskan bahwa mobil yang dikemudikan Aulia sudah meledak,” sebut Kabid Humas Polda Aceh mengutip hasil penyelidikan pihaknya.
Ditanya wartawan bagaimana AF meledakkan mobil tersebut, apakah melemparkan granat atau dengan cara-cara lain, Goenawan belum bisa memberi keterangan pasti.
Namun berdasarkan keterangan SZ, pelaku AF membuntuti mobil yang dikemudikan Aulia dengan mengendarai sepeda motor.
“Ini lagi kita selidiki terus, tapi menurut keterangan SZ bahan peledaknya dimasukkan (dilemparkan ke dalam mobil). Ini akan kita kaji terus,” sebut Goenawan.
Goenawan menegaskan, kasus tersebut murni karena persoalan keluarga yang dipicu permasalahan antara Aulia (putra dari Mansyur Ismail) dengan SZ.
“Ini karena sakit hati, karena perlakuan Aulia terhadap SZ. Sasaran SZ memang ke Aulia karena Aulia dilaporkan melakukan tindakan pelanggaran hukum kepada SZ pada malam Idul Adha,” sebutnya.
Menjawab pertanyaan dari mana bahan peledak yang digunakan AF untuk mengebom mobil yang dikemudikan Aulia, Kabid Humas Polda Aceh juga belum bisa menjawab.
“Sekarang kita sedang memburu AF, jika sudah tertangkap maka semuanya akan lebih jelas lagi. Dalam kasus ini tersangka dijerat kasus pembunuhan berencana dan menggunakan senjat api dan bahan peledak sesuai dengan UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 ayat 340 jo 340 KUHP,” pungkas Goenawan.(*)