I Pekak Liyer Paranormal di Film Eat Pray Love Tutup Usia
Pekak Liyer merupakan balian sekaligus paranormal yang handal meramal nasib seseorang. Dia meramal dengan membaca garis tangan.
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Jro balian I Ketut Liyer tutup usia.
Karangan bunga terpasang pada setiap sudut rumahnya yang berarsitektur Bali di Ubud.
Tak cuma warga setempat, warga asing pun menangis mendengar kepergiannya.
Kemarin sore, kaum perempuan tampak berkumpul di bale dangin dan bale dauh rumah Pekak Liyer (sapaan akrab I Ketut Liyer) di Banjar Pengosekan Kaja, Desa Pengosekan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (9/6/2016). Mereka membuat sarana upacara kematian.
Ya, bebantenan ini merupakan sarana ritual untuk menyatukan jasad I Ketut Liyer (atau akrab disapa Pekak Liyer) dengan salah satu unsur Panca Maha Bhuta, yakni Agni (api) atau sering disebut mekingsan ring gni.
Ritual tersebut akan dilakukan di Setra Desa Adat Pengosekan, Jumat (10/6/2016) sekitar pukul 12.00 Wita.
Tidak ada kecerian lagi di rumah itu.
Warga negara asing dan masyarakat lokal yang datang ke rumah mendiang Pekak Liyer, sebagian menunjukkan raut muka sayu.
Bahkan, tidak sedikit yang menangis tersedu-sedu, mengingat jasa-jasa Pekak Liyer terhadap mereka.
Pekak Liyer merupakan balian sekaligus paranormal yang handal meramal nasib seseorang.
Dia meramal dengan membaca garis tangan.
Dan karena kemahirannya ini pula, Elizabeth Gilbert menemukan cinta sejatinya, kemudian menuangkan kisahnya ke dalam novel Eat Pray Love.
Pada 2009, novel tersebut difilmkan dengan pemeran utamanya artis papan atas dunia, Julia Roberts.
I Nyoman Latra (64), yang merupakan anak satu-satunya dari mendiang Pekak Liyer, mengungkapkan bahwa ayahnya menghembuskan nafas terakhir dalam usia 100 tahun di Rumah Sakit Surya Usada, Rabu (8/6/2016) pukul 22.45 Wita.
Latra mengungkapkan, pahlawan pariwisata Bali ini sudah mengalami sakit-sakitan sejak 1,5 tahun lalu.