Ratusan Pencatat Meteran Listrik Goyang Pagar Kantor PLN Wilayah I Sumut
Ratusan anggota Serikat Pekerja Pembaca Meteran Listrik Sumatera Utara (SP2MLSU) memukuli pagar besi kantor PLN Wilayah I Sumatera Utara.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ratusan petugas Serikat Pekerja Pembaca Meteran Listrik Sumatera Utara (SP2MLSU) memukuli pagar besi kantor PLN Wilayah I Sumatera Utara dengan batu.
"Kalau kalian tidak keluar menemui kami, kami akan tetap bertahan. GM, keluar anda! Jangan bersembunyi di dalam ruangan," teriak para pencatat meteran PLN lewat pengeras suara, Selasa (7/6/2016).
Pantauan Tribun Medan, para pencatat meteran mulai memanjat pagar kantor PLN. Puluhan petugas kepolisian yang berjaga hanya bisa pasrah melihat sikap mereka.
"Masih semangat kan? Ayo goyang pagarnya," teriak seorang orator di atas mobil pikap.
Saat pencatat meteran memukuli pagar besi, suara gaduh terdengar keras. Bahkan, pengendara motor dan mobil berhenti untuk menyaksikan demo para pencatat meteran listrik ini.
"Hajar terus. Biar mereka tahu kalau kita ada di sini. Pejabat-pejabat PLN ini penipu dan pura-pura tuli," teriak pencatat meteran listrik sambil memukulkan batu ke pagar besi.
Mereka mempertanyakan alasan manajemen memberhentikan pencatat meteran listrik. Selama dua bulan terakhir PLN diklaim telah memecat puluhan pencatat meteran baik di Medan atau daerah lain.
"Kebijakan PLN melakukan pemecatan sepihak terhadap puluhan pekerja cater (pencatat meteran) jelas telah menimbulkan pengangguran yang besar di Sumatera Utara. Ini merupakan bentuk kezaliman para petinggi PLN," teriak seorang pencatat meter listrik di antara kerumunan pengunjuk rasa.
Para pencatat meteran menilai manajemen PLN Wilayah I Sumut telah melanggar kesepakatan. Saat pekerja mulai mencatat meteran, harusnya target mereka hanya .1500 per minggu.
"Sekarang, target kami ditambah menjadi 5.600 sampai 5.700 pelanggan. Artinya, satu hari kami wajib mencatat meteran sebanyak 300 rumah," ungkap pencatat meteran.
Tingginya target yang diberikan PLN, berimbas pada pengurangan pekerja. Sementara, pencatat meteran diminta mati-matian memenuhi target apapun kondisinya.
"Kami ini bukan sehari dua hari kerja di PLN. Kami sudah puluhan tahun. Jadi, jangan perlakukan kami seperti binatang begini. Hargailah kinerja kami," teriak para pekerja.