Jumat, 3 Oktober 2025

Peresmian Atraksi Baru 'Jembatan Cinta' Penghubung Kukar dengan Pulau Kumala

Ada terobosan keren yang patut diacungi jempol dari Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegera (Kukar), Kaltim.

Editor: Toni Bramantoro
ist
Jembatan Cinta Penghubung Kukar dengan Pulau Kumala 

Keberadaan Jembatan Repo-repo juga harus mampu mendorong sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di Pemkab Kukar, bersemangat dalam menggali berbagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) lainnya. Mengingat selama ini Pemkab Kukar juga telah memiliki sejumlah aset daerah, itu diharapkan tidak menggerogoti keuangan daerah.

“Jumlah aset besar di Kukar, jangan sampai menggerogoti anggaran. Tapi sebaliknya, harus memberikan kontribusi pada PAD. Kami di DPRD siap mendukung secara penuh untuk kebijakannya, sepanjang itu benar-benar bisa menyumbang PAD. Bahkan harus bisa mendatangkan multiplayer efek bagi perekonomian masyarakat Kukar,” urai Salehuddin.

Politisi Partai Golkar ini juga menyarankan, Pemkab Kukar terus menggandeng swasta dalam pengelolaan aset. Dengan catatan, kerjasama itu memberikan kontribusi jelas kepada kas daerah. Sebab catatan dewan, selama ini dengan aset mencapai Rp 400 miliar lebih, ternyata hanya bisa menyumbang ke PAD sebesar Rp 500 juta per tahun.

“Nah dengan semangat bupati dan wakil bupati serta jajarannya kini, saya yakin PAD Kukar ke depan bisa meningkat. Terutama dari sektor pariwisata, salah satunya Pulau Kumala ini,” katanya.

Menpar Arief Yahya menyambut baik peresmian atraksi baru “jembatan cinta” penghubung Kukar dengan Pulau Kumala itu. Dia juga senang, jika Pemkab Kukar semakin serius menggarap sector pariwisata, sebagai panglima. Dia meyakinkan, investasi di sector pariwisata, jika serius dan dipikirkan tepat, akan mendongkrak devisa yang pasti menghidupkan ekonomi lokal.

“CEO yang menjadikan pariwisata sebagai sector prioritas itu, bisa dilihat dari dua indicator. Apakah posisi Kadispar sudah dipilih pejabat terbaik di sana? Apakah alokasi sumber daya, termasuk budgeting juga sudah diarahkan ke pariwisata?” ungkap Menpar Arief Yahya, yang sering menyebut Bupati, Walikota dan Gubernur itu dengan istilah Chief Executive Officer (CEO) itu.

Mantan Dirut PT Telkom ini membenarkan statemen Bupati Rita, bahwa pariwisata akan segera menggeser komoditas andalan lain yang menghasilkan devisa.

Lihat saja Oil and Gas, 2013 capaian USD 32,6 Miliar, 2014 masih USD 30 Miliar, 2015 tinggal USD 18,9 Miliar. Batubara yang menjadi andalan Kaltim juga decline, 2013 tercapai USD 24,5 Miliar, lalu 2014 masih USD 20,8 Miliar, dan 2015 tinggal 16 Miliar.

“Coba bandingkan dengan pariwisata, 2013 masih USD 10 Miliar, 2014 naik 11 M, tahun 2015 menjadi USD 12 M,” ujar Arief Yahya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved