Selasa, 30 September 2025

27 Desa Adat Bersatu Bukti Kemarahan terhadap 'Keras Kepalanya' Pemerintah

Menurut Damantra, warga melihat, bagaimana 'keras kepalanya' pemerintah yang ingin menabrak kawasan suci yang menjadi kepercayaan umat Hindu Bali.

Editor: Wahid Nurdin
TRIBUN BALI/I MADE ARDIANGGA
ILUSTRASI - Ribuan warga Kuta atau biasa disebut Kampung Turis, melakukan long march dengan menyatakan menolak Reklamasi Teluk Benoa, Minggu (17/1/2016). Ribuan warga yang menamakan diri Forum Kuta Perjuangan turun ke jalan supaya Presiden RI Joko Widodo mencabut Perpres No 51 Tahun 2014. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR  -  Dengan aksi turun jalan, ribuan warga dari 27 Desa Adat/Pakraman membuktikan keseriusan mereka menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.

Menurut pandangan Nyoman Damantra, anggota komisi VI DPR RI, sikap warga itu adalah buah dari kemarahan warga atas apa yang dilakukan oleh pemerintah yang ingin menabrak kepercayaan.

Menurut Damantra, warga melihat, bagaimana 'keras kepalanya' pemerintah yang ingin menabrak kawasan suci yang menjadi kepercayaan umat Hindu Bali, bahwa laut adalah kawasan suci.

"Itulah yang harus dicermati dan Pemprov Bali tergerak untuk membatalkan keinginan rakyatnya," ungkapnya.

Bagi masyarakat, bahwa kepentingan ekonomi dengan manfaat investasinya tidak serta merta boleh mengebiri keyakinan masyarakat.

Karena, dewasa ini, dalam mempertahankan kesimbangan semesta dengan upaya mempertahankan laut serbagai kawasan suci.

"Bukan malahan (pemprov) berlindung di balik amdal yang mereka yakini sarat dengan kepentingan materi itu," tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved